REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai pulang dari Amerika, cawapres terpilih Jusuf Kalla (JK) tak langsung mengunjungi Rumah Transisi Jokowi-JK. Kabarnya, ia masih menghormati proses hukum yang tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK) sehingga dinilai tidak etis memulai kerja.
Politikus Golkar, Pompieda Hidayatullah mengatakan, awalnya JK memang sempat mengarahkan agar semua program kegiatan Jokowi-JK dimulai pascaputusan MK 21 Agustus mendatang. Namun, ia membantah hal itu alasan JK belum kunjungi rumah transisi meski sudah di Jakarta.
“Tidak mungkin ada perselisihan pendapat. Mereka pasti tetap berkomunikasi meski hanya via telepon atau pesan SMS. Sekarang teknologi udah canggih, kordinasi tak harus ketemu langsung,” kata Poempida kepada Republika, Kamis (14/8).
Dia menambahkan, posisinya saat ini bukan lagi sebagai juru bicara JK, sebab kondisi itu hanya pada saat kampanye. Itulah mengapa, ia tak bisa bicara banyak soal langkah-langkah JK ke depan, apalagi terkait persiapan pemerintahan bersama tim transisi dan Jokowi.
“Coba langsung tanya saja ke JK. Saya kira beliau adalah orang yang jenius dan tahu bagaimana langkah ke depannya. Jangan saya yang hanya spekulasi saja,” ujar dia.
Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto menambahkan, belum ada kabar kalau ada JK akan mengunjungi rumah transisi. Kapan waktu ia dijadwalkan hadir ke sini, juga belum diagendakan. Namun ia menyatakan, tim yang lebih dulu akan kunjungi JK ke rumahnya.
“Pastinya kami dulu yang akan datang ke rumah JK, tidak dia yang kesini. Tapi saya belum atur waktunya, nanti saja yah kita lihat dulu,” kata Hasto.
Terhitung Kamis (14/8) pagi tadi, JK sudah berada di Jakarta usai berlibur bersama keluarga di Amerika. Ia pun langsung mendatangi Kemang Medical Center, Jakarta Selatan untuk menjenguk cucu keduabelasnya yang baru lahir.
Dia mengatakan, saat ini kondisinya dalam keadaan baik. Namun ketika ditanya soal kesiapan pemerintahan di Rumah Transisi Jokowi-JK, ia enggan berkomentar.