REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG-- Menteri Pendidikan pada pemerintahan mendatang harus berasal dari kalangan profesional dengan prioritas program pembangunan menyangkut pendidikan karakter siswa dan penguatan kompetensi guru, kata pengamat pendidikan Universitas Tidar Kota Magelang Profesor Sukarno.
"Terlalu lama pendidikan kita mengedepankan kemampuan kognitif, mulai ke depan penting memprioritaskan kemampuan afektif, pendidikan karakter menjadi kebutuhan penting untuk anak-anak," katanya di Magelang, Kamis.
Sukarno yang juga Ketua Dewan Pendidikan Kota Magelang, Jawa Tengah itu, mengatakan hal tersebut terkait dengan sosok menteri pendidikan para pemerintahan mendatang, hasil Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Pada kesempatan itu, ia tidak menyebut nama tentang figur di Indonesia saat ini yang layak menduduki menteri pendidikan mendatang.
Akan tetapi, katanya, Menteri Pendidikan para pemerintahan mendatang harus mampu membawa kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik. Ia menyebutkan cukup banyak figur yang mumpuni di Indonesia saat ini, untuk menduduki tempat sebagai menteri pendidikan.
"Kita ini prihatin, pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan, tertinggal daripada negara-negara tetangga, apalagi negara maju," kata Sukarno yang juga pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar Kota Magelang itu.
Pendidikan yang lebih baik, katanya, mengantarkan masyarakat semakin memiliki kompetensi yang tinggi dan mampu memenangkan persaingan pada era kesejagatan. Karena daya saing kita ini masih rendah sampai sekarang.
Ia mengemukakan pentingnya reformasi guru sebagai salah satu prioritas pembangunan pendidikan pada masa mendatang oleh pemerintahan baru hasil pilpres. Kompetensi guru, tambahnya, harus terus menerus ditingkatkan supaya bisa menjalankan tugas pendidikan secara profesional.
Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan pentingnya penerapan Kurikulum 2013 dengan baik dan pelaksanaan ujian nasional dengan lebih berkualitas. "Kurikulum 2013 itu baik, antara lain karena mengedepankan pendidikan karakter. Tetapi implementasinya belum siap, guru-guru belum disiapkan dengan maksimal, buku-buku juga belum siap semua," katanya.