REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan e-ticketing atau tiket elektronik bus Transjakarta dikeluhkan sebagian penumpang. Namun, kebijakan ini tetap berlanjut, koridor 1 jurusan Blok M-Kota yang pertama menerapkan sistem e-Ticketing di semua halte mulai Senin, (11/8) kemarin.
Rencananya, penerapan e-ticketing di seluruh koridor akan dilakukan secara bertahap. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan meski dikeluhkan beberapa penumpang, tidak akan menghalangi penerapan e-ticketing. Karena kedepannya e-ticketing akan diterapkan untuk seluruh jenis transportasi yang ada di Jakarta.
Ahok, sapaan akrab Basuki mengatakan penerapan e-ticketing juga dapat membiasakan warga untuk mengurangi penggunaan uang tunai sesuai program Pemprov DKI membuat konsep Cashless Society (Masyarakat Tanpa Uang Tunai).
"Enggak makin repot, ke depan kamu harus punya rekening Bank. Kalau kamu manusia mau hidup modern, hidup efisien ya harus punya bank, Itu (yang bilang repot) cuma alasan aja," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/8).
Selain itu, Ahok mengungkapkan alasan utama penggunaan e-ticketing tersebut untuk mengantisipasi penyelewengan uang tiket bus Transjakarta. Karena, sistem tiket dengan karcis sebelumnya rawan terjadi penyelewengan. "Efisiensi, biar tidak ada oknum yang nyolong juga," ujar pria kelahiran Manggar, Belitung Timur tersebut.
Lebih lanjut, Ahok mengharapkan penerapan e-ticketing tersebut bisa dilakukan segera di seluruh koridor. Karena, efisiensi yang diperoleh dari penerapan e-ticketing tersebut antara lain dapat memetakan pola penumpang pengguna Transjakarta.