Selasa 12 Aug 2014 14:17 WIB

ISIS Pelajaran Berharga Umat Islam

Rep: Ari Lukihardiyanti/ Red: Muhammad Hafil
Wamenag Nazarudin umar
Foto: Antara
Wamenag Nazarudin umar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Indonesia, bukan lahan subur untuk Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) dan kelompok aliran keras. Namun, adanya ISIS harus menjadi pelajaran berharga untuk masyarakat. 

''Akademisi dan masyarakat, mari jadikan ISIS pelajaran berharga,'' ujar Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, kepada wartawan usai Menghadiri acara Silaturahim Idul Fitri 1435 H Keluarga Besar Universitas Islam Bandung (Unisba), Selasa (12/8). 

Menurut Nasaruddin, keberadaan ISIS itu masih sangat dipertanyakan. Karena, mayat bergelimpangan di jalur Gaza tapi tak ada satu pun berasal dari ISIS. Kalau mereka mengaku mujahid, seharusnya memerangi Israel ke Gaza. 

''Kenapa ini yang dilawan pemerintah dan yang dihancurkan masjid. Lawan lah yang memang lawannya muslim,'' katanya.

Dikatakan Nasaruddin, ada hikmahnya kita memprematurkan keberadaan ISIS. Sebelum menjadi besar, aktivitasnya diantisipasi dahulu. Karena, kalau terlanjur besar baru ketahuan itu bahaya.

''Akademisi di Bandung,  mari jadikan ISIS pelajaran berharga. Karena, cara-caranya ga bisa di terima masyarakat kita. Banyak cara lain, untuk berjihad,'' kata Nasaruddin. 

Nasaruddin mencontohkan, salah satu upaya yang baik misalnya dengan mendirikan kampus yang mencetak mujahidin dan mujahadah. Cara-cara ini, mengikuti cara nabi. Karena, tak ada kamusnya nabi berjuang dengan cara kekerasan.

''Selamat pada Unisba bisa jadi pahlawan umat dan benteng umat,'' katanya.

Saat ditanya upaya yang dilakukan Kementerian agama pada masyarakat yang mulai mengikuti ISIS, Nasaruddin yakin, nanti juga akan habis dengan sendirinya. Karena, pengikut tersebut tak tau dan hanya karena numpang ramadhan saja. Selain itu, memanfaatkan kematian di Gaza saja. Masyarakat, berpikir ISIS melawan Israel di Hamas ternyata tidak. 

''Peran tokoh agama tentu sangat dibutuhkan untuk mencegah ISIS,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement