Jumat 08 Aug 2014 14:44 WIB
Menelisik Gerakan ISIS

MUI Maluku Utara Sosialisasikan Bahaya ISIS

Kelompok Militan ISIS
Foto: AP
Kelompok Militan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara (Malut) memanfaatkan shalat Jumat sebagai salah satu media untuk menyosialisasikan bahaya ideologi ISIS (Negara Islama Irak dan Suriah) kepada umat Islam di daerah ini.

Pengurus MUI Malut, Harun Ginoni saat menjadi khatib pada shalat Jumat di Masjid Islah Ternate, mengimbau umat Islam di daerah ini untuk menolak jika ada kelompok tertentu yang mengajak dalam ISIS, karena ideologi yang diusung ISIS sangat berbahaya.

Bahaya ideologi ISIS di antaranya dapat memecah keutuhan umat Islam, karena ideologi yang merupakan bagian dari organisasi Al Qaidah ini mengajarkan radikalisme, seperti aksi bom bunuh diri dan peperangan dengan siapa pun yang tidak sejalan dengan ideologi mereka.

Umat Islam di Malut, kata Harun Ginoni, jangan terkecoh dengan simbol-simbol Islam yang ditampilkan ISIS, karena tidaka ada ajaran Islam, baik dalam Al Quran maupun hadis yang mengajurkan untuk melakukan bom bunuh diri atau berperang dengan jaminan akan masuk surga.

MUI pusat telah mengeluarkan fatwa bahwa ISIS adalah organisasi yang dilarang keberadaannya di Indonesia, oleh karena haram hukumnya bagi umat Islam di Indonesia bergabung dalam organisasi yang juga telah dinyatakan terlarang oleh Pemerintah Indonesia itu.

Ia mengatakan, bahaya lainnya organisasi ISIS dilihat dari kepentingan berbangsa dan bernegara adalah dapat merusak kesatuan Negari RI, karena ISIS tak menghendaki adanya perbedaan yang justru menjadi fondasi utama dari ideologi pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Ideologi ISIS juga sangat membahayakan kelestarian nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia, karena ideologi itu menentang kegiatan adat istiadat, tahlilan dan ziarah kubur yang selama ini merupakan nilai-nilai yang telah menjadi bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.

Ia menambahkan, organisasi Islam terbesar di Indonesia sejak zaman penjajahan, seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Ahlussunnah Waljamah dalam membantu perjuangan Indonesia hingga mencapai kemerdekaan tidak pernah mempermasalahkan perbedaan yang menjadi ideologi ISIS, oleh karena itu umat Islam di daerah ini harus bersatu untuk tidak memberi peluang berkembang ideologi itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement