REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir akibat air pasang air laut (rob) melanda kampung nelayan di Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, sejak tiga hari terakhir. Warga menjadi khawatir terhadap kemungkinan rob yang lebih besar.
Seorang warga Blok Langgen, Desa Limbangan, Elsiana (36), menjelaskan, air rob biasanya datang pada sore hari. Tak hanya menggenangi jalan, air rob juga masuk ke halaman rumah-rumah warga yang dekat dengan bibir pantai.
"Baru tahun ini air dari pantai meluber hingga ke halaman rumah," tutur Elsiana, Kamis (7/8).
Elsiana menjelaskan, ketinggian air rob bisa mencapai 30 cm. Dia khawatir air rob akan merendam rumahnya dengan ketinggian yang lebih parah.
"Kalau sore hari, saya selalu dilanda kekhawatiran akan datangnya rob," kata Elsiana.
Elsiana menambahkan, rendaman air rob juga dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit gatal pada kulit. Terutama pada anak-anak yang kerap bermain dengan air tersebut.
Aparat Desa Limbangan, Suyanto mengungkapkan, banjir rob tahun ini merupakan yang paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dia menyatakan, biasanya rob tidak sampai membuat jalanan dan halaman rumah warga terendam air.
"Kami berharap kondisi di sini segera normal kembali," tutur Suyanto.
Dihubungi terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, saat ini angin kencang memang sedang melanda berbagai daerah di Wilayah Cirebon (Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Majalengka). Dia meminta masyarakat, terutama nelayan, untuk waspada.
"Kecepatan angin saat ini bisa mencapai 25 knot. Padahal, dalam kondisi normal, kecepatannya hanya 1 - 10 knot," terang Faiz.
Faiz menambahkan, kecepatan angin seperti saat ini bisa menyebabkan gelombang tinggi di laut mencapai ketinggian hingga empat meter.
"Angin kencang ini diprakirakan masih terjadi hingga satu minggu kedepan. Tapi bisa berubah setiap saat, kami akan terus pantau," tandas Faiz.