Kamis 07 Aug 2014 21:16 WIB

Butuh 60 Bendungan Air, NTT Baru Punya Satu

Bendungan Air
Foto: Republika/Yasin Habibi
Bendungan Air

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan 60 unit bendungan besar, yang mampu menampung air puluhan juta kubik, untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi penduduk di provinsi kepulauan itu.

"Kita butuh 60 bendungan besar, saat ini baru dibangun satu unit bendungan yakni Tilong dengan kapasitas tampung sekitar 20 juta kubik air," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT, Andre Koreh, di Kupang, Kamis (7/8).

Menurut dia kebutuhan bendungan besar itu agar bisa mengatasi permasalahan air baku bagi masyarakat NTT.

Dia mengatakan ada sejumlah lokasi yang sudah disurvei dan layak untuk dibangun bendungan. Lokasi ini sudah siap untuk dibangun bendungan, tetapi masih terkendala anggaran.

Ada calon Bendungan Roti Klat di Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste, Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Aesesa di Kabupaten Ngada, Flores dan Waibura di Sumba Timur, Pulau Sumba serta Reknamo di Kabupaten Kupang.

"Kalau rencana pembangunan Bendungan Kolhua di Kota Kupang sudah ada alokasi anggaran, tetapi lokasinya saja yang masih bermasalah karena adanya penolakan dari masyarakat di sekitar lokasi," katanya.

Namun, saat ini sedang dilakukan pendekatan dengan masyarakat dan diharapkan paling lambat 2015, pembangunan bendungan Kolhua sudah bisa dimulai, sehingga bisa mensuplay air baku bagi masyarakat Kota Kupang, katanya.

Mengenai anggaran dia mengatakan, biaya yang diperlukan untuk pembangunan satu buah bendungan mencapai lebih dari Rp400 miliar.

"Jadi kalau kita butuh 60 bendungan maka biaya yang diperlukan tentunya mencapai triliunan, tetapi ini bisa dilakukan secara bertahap, karena merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi," katanya. Paling tidak kata dia, ada daerah-daerah yang menjadi prioritas untuk dibangun karena kebutuhan air sudah sangat mendesak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement