REPUBLIKA.CO.ID, SUKADANA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Timur menemukan 12 kasus baru untuk Human Immunodeficiency Virus Infection/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) yang terjadi selama kurun tahun 2014.
"Sejak 2006 hingga 2014 ada 61 kasus HIV/AIDS di Lampung Timur yang 12 kasus di antaranya ditemukan pengidap HIV/AIDS pada 2014," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Lampung Timur, Sri Edy Haspriyono, di Sukadana, Kamis.
Dari 12 kasus baru itu, tujuh kasus di antaranya masih hidup serta dalam pengawasan hingga pendampingan dari petugas kesehatan, namun satu orang pindah tempat tinggal dan empat orang meninggal dunia.
Untuk melakukan pendekatan kepada mereka yang terduga terjangkit HIV, petugas dapat menggunakan dua macam pendekatan tes HIV, yakni pendekatan "Voluntary Counseling and Testing" atau konseling dan tes HIV sukarela dan tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan yang disebut "Provider Iniatiated Testing and Counseling".
"Kasus HIV bagaikan fenomena gunung es yakni kejadian yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak," ujarnya.
Sri Edy menambahkan HIV/AIDS dapat terjadi di semua kalangan dan berdampak pada kematian, karena itu semua pihak yang terlibat agar lebih proteksi.
Selain Dinas Kesehatan, ada beberapa instansi terkait dalam melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap kasus HIV yang ada di Lampung Timur, di antaranya Dinas Tenaga Kerja, Dinas Sosial, BNK dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
Menurut dia, pencapaian salah satu target MDGs yakni pengendalian HIV/AIDS, selain pendekatan dua macam cara tes VCT maupun PICT, pihaknya akan melakukan terobosan melalui mengefektifkan petugas kesehatan yang ada dikecamatan maupun di desa-desa guna melakukan pendataan warga yg diduga mengidap HIV/AIDS.
Selain memberdayakan petugas kesehatan yang ada di setiap kecamatan hingga desa, pihaknya akan merangkul aparatur pemerintahan kecamatan dan desa untuk memberikan informasi kepada petugas maupun sosialisasi kepada warga dalam mencegah penularan virus HIV.
"Seyogyanya semua sektor terlibat dapat saling bahu membahu dalam meningkatkan pencegahan penularan serta akibat yang ditimbulkan, mengingat bahayanya virus HIV," ujar Sri Edy pula.
Selain itu, Kasi P2 Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur Sartono saat mendampingi Kabid P2PL Sri Edy Haspriyono membenarkan ungkapan itu.
Sartono menambahkan petugas kesehatan saat ini telah melakukan penanganan kasus HIV dan AIDS yang terjangkit di sepuluh wilayah yang tersebar di 24 Kecamatan.
Sepuluh wilayah itu antara lain, Batanghari, Sekampung, Way Jepara, Tambak Subur, Pugung Raharjo, Sribawono, Wana, Way Mili, Donomulyo dan Sukadana.
Menurut Sartono, pendataan objek yang rentan akan penyebaran HIV merupakan langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan penanganan.
Ia juga menjelaskan saat ini Lampung Timur telah mempunyai beberapa kelompok ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
Selain instansi terkait, Sartono berharap ada aktivis peduli HIV/AIDS yang bersama-sama menanggulangi fenomenal gunung es yang ada di Lampung Timur.
"Kami sangat mengharapkan aktivis melalui Komisi Penangggulangan AIDS agar lebih intensif dalam melakukan pencegahan serta sosialisasi bahayanya virus HIV," tamabhnya.