REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla jika kelak menjadi presiden dan wakil presiden diharapkan dapat menunjukkan komitmen tidak melakukan politik "dagang sapi" dalam penyusunan kabinet.
"Kalau kaitannya dengan kabinet mendatang, itukan memang yang sekarang ini santer dari kubu Jokowi-JK karena memang yang telah ditetapkan KPU sebagai capres-cawapres terpilih. Saya berharap kabinet mendatang sebagaimana yang menjadi komitmen Jokowi-JK untuk tidak melakukan politik 'dagang sapi' itu," kata pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq, di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu.
Dalam hal ini, kata dia, kabinet tersebut benar-benar akan diisi oleh orang-orang yang profesional atau berkompeten di bidangnya, bukan sekadar bagi-bagi jatah politik bagi para pendukung koalisi.
"Kalaupun ada jatah bagi para pendukung koalisi, itu tentunya yang diutamakan adalah aspek profesionalismenya lebih dahulu," katanya.
Menurut dia, kader-kader partai pendukung koalisi yang mengusung pasangan Jokowi-JK pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014, banyak yang mempunyai kompetensi sehingga dapat masuk dalam kabinet.
"Akan tetapi, jangan kemudian orang-orang yang sama sekali tidak memiliki keahlian untuk mengisi kabinet dipaksakan dipasang di situ," tegasnya.