Jumat 08 Aug 2014 06:03 WIB

Dukun Sakti Versus Peramal Jalanan

Rep: Harun Husein/ Red: Erik Purnama Putra
Diskusi analisis survei nasional pasca Pilpres di Kantor Lingkaran Survei Indonesia (LSI) di Jakarta, Senin (21/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Diskusi analisis survei nasional pasca Pilpres di Kantor Lingkaran Survei Indonesia (LSI) di Jakarta, Senin (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Silang sengkarut hasil hitung cepat (quick count) akhirnya berakhir setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil penghitungan suara secara manual. Masyarakat pun kemudian bisa melihat lembaga mana yang benar-benar meru pakan dukun politik nan sakti, dan lembaga mana yang hanya kelas peramal jalanan.

Dari 12 lembaga penyelenggara hitung cepat, ada enam lembaga yang mem prediksi hasil pilpres secara akurat. Sebab, selisih hasil pilpres yang diumumkan KPU dengan hasil hitung cepat keenam lembaga ini masih berada dalam ambang kesalahan (margin of error).

Dari keenam lembaga yang akurat itu, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjadi juaranya, karena presisinya paling mendekati hasil pemilu aktual. Lembaga besutan Saiful Mujani, ini, hanya berselisih 0,17 poin dibanding hasil penghi tungan KPU. Tak seperti lembaga lain yang rata-rata memasang margin of error +/- 1 persen, SMRC bahkan berani memasang margin of error +/- 0,68 persen, alias paling berani bertaruh presisi.

Di belakang SMRC, lembaga-lembaga yang memprediksi hasil pemilu secara akurat berdasarkan presisinya adalah Indikator Politik Indonesia (IPI), Pol tracking Institute, Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Radio Republik Indonesia (RRI), dan Litbang Kompas.

Sementara itu, enam lembaga lainnya meleset. Ada yang sedikit meleset, ada pula yang melesetnya banyak, sampai-sampai margin of error, yang konon merupakan aura kewibawaan lembaga survei, jebol hingga berulang-ulang. Yang paling parah melesetnya adalah Puskaptis, yang pe nyim pangannya sampai 5,2 poin dibanding hasil pemilu aktual.

Sekadar mengingatkan, dari 12 lembaga survei itu penyelenggara hitung cepat, delapan di antaranya memenangkan Jokowi-JK, yaitu SMRC, IPI, LSI, RRI, Lit bang Kom pas, CSIS-Cyrus, dan Populi Center. Sedangkan, empat lainnya memenangkan Prabowo-Hatta, yaitu Jaringan Suara Indonesia (JSI), Lembaga Survei Nasional (LSN), Indonesia Research Center (IRC), dan Puskaptis.

Gara-gara perbedaan hasil hitung cepat ini, situasi politik di Tanah Air men jadi panas. Pasalnya, kedua pa sang capres kemudian mendekla rasikan kemenangan nya berdasarkan hasil hitung cepat yang mengun tung kannya. Dua pekan publik di aduk-aduk oleh perbedaan hasil hasil hitung cepat itu, sejak 9 Juli dan baru berakhir 22 Juli ketika KPU mengumumkan hasil penghitungan manual.

Setelah pengumuman hasil pilpres ini, Puskaptis dan IRC tampaknya akan segera almarhum. Sebab, setelah hasil hitung cepatnya dipersoal kan banyak kalangan, termasuk asosiasi profesi tempat para pollster itu bernaung, kedua lembaga ter-se but telah menyatakan akan mem bubar kan diri jika prediksi lem baganya keliru.

sumber : Republika, 25 Juli 2014
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement