REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemkot Denpasar berharap jajanan lokal Bali mendapat tempat di restoran dan hotel berbintang yang ada di wilayah itu. Karenanya Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengharuskan hotel atau restoran menyajikan jajanan tradisional dalam daftar menunya.
"Minimal 10 persen harus ada jajanan atau makanan tradisionalnya," kata Kabag Humas Pemkot Denpasar, Ida Bagus Rahoela.
Kepada Republika di Denpasar, Rabu (6/8), Rahoela mengatakan, dengan menawarkan jajanan tradisoional, pada akhirnya wisatawan akan mencari makanan serupa di tempat lain. Kalau pedagang K5 atau warung-warung kecil bisa mengemas dagangannya dengan baik sebut Rahoela, makan diharapkan bisa bersaing dan akan menarik minat wisatawan.
Selama ini jelas Rahoela, wisatawan enggan berbelanja di pedagang K5 atau di warung-warung kampung karena terkesan kurang higienis dan kemasannya kurang menarik. Padahal katanya, dari segi citarasa, makanan tradisional di pedagang K5 masih lebih enak dibandingkan dengan yang disajikan di hotel berbintang. "Ini soal pelatihan saja, bagaimana pedagang K5 lebih higin dan kemasannya menarik," katanya.
Menurut Rahoela, dengan meningkatnya daya saing pedagang K5, maka peredaran uang dari sektor pariwisata akan lebih merata. Jika sebelumnya hanya pada pemilik modal besar, kini sampai ke masyarakat luas.
Jenis makanan atau jajanan Bali cukup banyak, mulai dari kue atau makanan ringan, hingga makanan pokok.