Selasa 05 Aug 2014 16:19 WIB

Pencari Kerja Pascalebaran Melonjak

Rep: Nur Aini/ Red: Agung Sasongko
Pencari kerja
Foto: Republika/Prayogi
Pencari kerja

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Seperti diprediksi sebelumnya, jumlah pencari kerja di Kabupaten Sleman melonjak pascalebaran. Kondisi tersebut terlihat dari kenaikan jumlah pencari kartu kuning atau formulir AK1 yang diterbitkan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Sleman.

Lonjakan pencari kartu kuning sudah terjadi sejak hari pertama masuk kerja setelah cuti bersama. Pada Senin (4/8), jumlah pencari kartu kuning tercatat mencapai 45 orang. "Kalau hari biasa, pencari kartu kuning hanya 20-30 orang. Hari ini saja sampai siang sudah 30 orang yang mencari, " ujar Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakersos Sleman, Sutiasih, Selasa (5/8).

Pencari kartu kuning tersebut sebagian besar merupakan lulusan SLTA dan Strata Satu (S1). Sutiasih mengungkapkan pencari kartu kuning tersebut juga ada yang merupakan pendatang namun memiliki kartu domisili Sleman. "Mereka otomatis menambah pengangguran di Sleman," ungkapnya.

Kepala Disnakersos Sleman, Untoro Budiharjo mengakui selalu ada peningkatan jumlah pencari kartu kuning pasca Lebaran. Namun, jumlah pencari kartu kuning tidak sebanyak saat ada lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). "Kalau ada lowongan CPNS jumlah pencari kerja bisa naik lebih dari 10 kali lipat menjadi 500 orang per hari," ungkapnya.

Lantaran lonjakan pencari kerja selalu terjadi pasca Lebaran, Disnakersos sudah menyediakan informasi lowongan pekerjaan di bursa kerja online. Penyediaan lowongan pekerjaan tersebut dilakukan Disnakersos melalui kerjasama dengan sejumlah perusahaan termasuk perusahaan yang berkedudukan di Batam. Dari pengalaman sebelumnya, Untoro mengungkapkan pendaftar lowongan perusahaan di Batam justru berasal dari luar Sleman.

Jumlah terbesar pencari kerja di Sleman, kata Untoro, merupakan lulusan SMA. Namun, lulusan SMA dinilai lebih mudah terserap ke perusahaan dan pabrik yang sebagian besar membutuhkan tenaga operator. "Yang jadi masalah justru pencari kerja lulusan perguruan tinggi karena tidak banyak terserap di lowongan pekerjaan," ujar Untoro.

Rendahnya serapan pencari kerja lulusan perguruan tinggi terjadi karena lapangan pekerjaannya lebih terbatas. Pekerjaan bagi lulusan perguruan tinggi juga memiliki spesialisasi. "Makanya kami mendorong lulusan perguruan tinggi tidak hanya andalkan lowongan pekerjaan tetapi juga menjadi wiraswasta," ungkap Untoro.

Meski demikian, sebagian besar tenaga kerja dari Sleman justru banyak terserap ke perusahaan di luar kota. Serapan terbanyak ke perusahaan yang berkedudukan di Batam. "Kami memfasilitasi untuk tes tanpa ada pungutan. Kalau sudah diterima, ditempatkan di Batam," ujar Untoro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement