REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara terkait pembentukan tim transisi peralihan pemerintahan yang dibentuk calon presiden terpilih, Joko Widodo. Menurut Presiden, transisi merupakan budaya yang baik dan diperlukan demi keberlangsungan pemerintahan. "Ide pengalihan kekuasaan dari presiden lama ke presiden baru, pemerintahan lama ke pemerintahan baru merupakan salah satu ide saya," ujar Presiden.
Presiden menyampaikan hal tersebut saat memberikan pengantar Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (4/8). Turut hadir dalam rapat antara lain Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Jaksa Agung Basrief Arief, Panglima Tentara Nasional Indonesia Moeldoko dan Kepala Kepolisian RI Sutarman.
Namun demikian, Presiden meminta agar transisi dibahas setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ihwal perselisihan hasil pemungutan suara pemilihan umum yang diajukan oleh tim pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Timing-nya, sabar dulu sampai MK menetapkan siapa presiden dan wakil presiden terpilih. Setelah itu, saya akan proaktif berkomunikasi dengan presiden terpilih. Dengan demikian, transisinya berjalan bagus."
Selain itu, Presiden menjelaskan, pemerintahan di bawah pimpinannya masih memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kembali lagi Presiden menegaskan, setelah MK menetapkan presiden dan wapres terpilih, komunikasi akan dilakukannya. Pun antara tim pemerintahan sekarang dengan tim pemerintahan mendatang. "Yang jelas, itu (transisi) diperlukan," kata Presiden.