Ahad 03 Aug 2014 04:21 WIB
Menelisik Gerakan Negara Islam ISIS

Pendukung ISIS di Indonesia Bertambah

Rep: c60/ Red: Joko Sadewo
Kepala BNPT Ansyaad Mboi
Foto: beritaprima.com
Kepala BNPT Ansyaad Mboi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Ansyaad Mbai menyatakan pendukung gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) disinyalir telah mencapai ratusan. Peningkatan jumlah pendukung gerakan separatis luar negeri ini karena mendapat dukungan dari kelompok Islam radikal di Indonesia.

"Sudah banyak yang bergabung ke dalam ISIS. Mereka mendapat dukungan dari tokoh (Islam) radikal seperti Abu Bakar Ba'asyir, Santoso, Aman Abdul Rahman dan lain-lain," ujar Ansyaad kepada Republika Online (ROL), Jumat (18/7).

Kelompok seperti Mujahidin Indonesia Timur, Jamaah Islamiah dan lain-lain disebut merasa tertarik untuk bergabung dengan ISIS karena gerakan pendorong Khilafah Islamiah ini tidak berskala lokal sebuah negara, namun berskala Internasional.

Ansyaad melanjutkan, sebagian pendukung ISIS telah berangkat menuju kedua negara untuk membatu perjuangan di Irak dan Suriah. "Kurang lebih 30 orang yang berangkat," ujar Ansyaad. Ansyaad menjelaskan, keberangkatan para pendukung ISIS telah terjadi sejak Mei lalu.

Untuk mengelabui pemerintah, para pendukung ISIS menyiasati keberangkatan mereka dengan keluar dari tanah air tanpa bergerombol. Demi tujuan yang sama, mereka juga tidak langsung menuju negara tujuan, namun singgah terlebih dahulu di negara terdekat. "Salah satu negara yang paling banyak disinggahi adalah Turki," ujar Ansyaad.

Jumlah pendukung ISIS menurut Ansyaad, dimungkinkan meningkat mengingat banyaknya dukungan dari kelompok Islam garis keras. Demikian juga jumlah pendukung ke kedua negara.

Beberapa waktu lalu disebutkan, deklarasi dukungan terhadap ISIS dan ikrar terhadap pimpnan ISIS berlangsung di Ciputat, Tangerang Selatan. “Dukungan terhadap ISIS telah banyak ditemukan di berbagai lokasi. Selain di pinggiran Jakarta, dukungan juga muncul dari dalam penjara di Bandung dan tempat lain,” ujar Ansyaad.

Ansyaad menyatakan, keberadaan kelompok pendukung ISIS merupakan embrio dari lahirnya gerakan terorisme di tanah air. Terutama bagi para pendukung yang berangkat ke Irak dan Syiria untuk bergabung secara langsung.“Karena mayoritas dari 30 orang yang berangkat berbagung dengan ISIS adalah mereka yang pernah terlibat kasus gerakan terorisme sebelumnya,” ujar Ansyaad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement