REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Slamet Effendy Yusuf, mengatakan bangsa Indonesia memerlukan warga yang memiliki sifat kemanusiaan yang orisinal atau otentik, termasuk dalam menyikapi masalah kebangsaan dan kenegaraan kita.
"Khususnya terhadap kondisi bangsa yang baru saja dipenuhi oleh pergulatan politik yang keras, sifat kemanusiaan yang orisinal dan otentik sangat diperlukan," kata Slamet Effendy Yusuf melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Rabu.
Slamet mengatakan sifat kemanusiaan yang orisinal dan otentik yaitu peduli sesama, jujur, bersikap adil dan selalu berbuat kebajikan bagi kepentingan yang lebih besar.
Terinspirasi hubungan antara puasa, zakat fitrah dan Idul Fitri, seharusnya umat Islam mampu menjadi pelopor bagi hubungan antarwarga negara yang didasari oleh sifat kemanusiaan yang orisinal dan otentik tersebut.
Slamet mengatakan umat Islam diharapkan dapat merekatkan kembali persaudaraan sesama umat, sesama anak bangsa dan sesama umat manusia.
"Sehingga puasa, zakat fitrah dan Idul Fitri dapat memberi dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari, khususnya guna mendorong kerukunan nasional meliputi rekonsiliasi di akar rumput," tuturnya.
Dengan cara tersebut, menurut Slamet, bangsa Indonesia dapat memfokuskan diri pada pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara konkret.