REPUBLIKA.CO.ID, Ada rutinitas Jusuf Kalla (JK) yang sukar digugat pada pagi hari. Ia biasa memulai hari dengan membaca sekira 10 eksemplar koran. "Saya membaca semua laporan, update semua data, apa masalah pemerintahan ini, dan bagaimana menghadapi nya," kata JK.
Ketika disambangi Republika di kediamannya di Darmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (25/7), ia sedang di pengujung rutinitas tersebut.
Ada semacam gairah baru pada JK, selepas pengumuman pemenang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. Ia bicaranya penuh semangat. Berikut petikan wawancaranya dengan Republika.
Dari tiga kali penyelenggaran pemilu, bagaimana Anda menilai Pilpres 2014?
Pemilu sekarang ini lebih menegangkan. Tapi, relawannya hebat. Ketika saya kampanye ke daerah manapun, relawan selalu meminta adanya deklarasi.
Kematangan demokrasipun semakin baik. Coba lihat di Filipina, kalau tidak ada orang mati 100 orang, belum pemilu namanya. Begitu juga di Pakistan. Sementara di Malaysia pendukung kedua kubu masih terus berselisih.
Indonesia ini memiliki kematangan demokrasi yang lebih baik di bandingkan negara-negara yang menganut sistem demokrasi lain. Sebelum dan setelah pilpres ini tidak terlihat ada bentrok kan, hanya kemarin saja kecil di Yogyakarta. Namun, tidak ada upaya pengerahan massa.