REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Raja Ampat, sebanyak 43 rumah warga di Kelurahan Kota Waisai, Kecamatan Waisai Kota, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, hangus terbakar pada Jumat (25/7) pukul 06.30 WIT. Akibatnya sebanyak 417 jiwa mengungsi di tenda pengungsian.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, hingga pukul 08.30 WIB api masih menyala. Bupati, Muspida dan BPBD sudah turun ke lapangan. Masyarakat memadamkan api secara manual karena tidak ada mobil pemadam kebakaran.
"Posko darurat telah didirikan dan bantuan logistik sebagian telah didistribusikan oleh BPBD. Kemungkinan sebagian besar warga muslim yang mengungsi tidak bisa merayakan lebaran karena rumahnya terbakar," kata Sutopo melalui siaran pers kepada Republika, Jumat (25/7).
Sementara itu, di tempat lain, aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah masih berstatus Waspada (Level II). Sejak Kamis (24/7) pukul 06.00 WIB hingga Jumat pukul 08.00 WIB teramati 29 kali letusan. Ketinggian abu mencapai 300-2.000 meter ke arah barat.
Selain itu, terjadi 54 kali gempa letusan dan 294 kali gempa hembusan asap. BNPB dan BPBD setempat mengimbau masyarakat untukk tidak beraktivitas di dalam radius 2 km dari puncak Gunung Slamet.
"Di luar radius 2 km masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Selain itu, obyek wisata Batu Raden aman untuk dikunjungi," imbuhnya.
BNPB juga menginformasikan jarak pandang di Dumai, Provinsi Riau, pagi ini 1 km dan Pelalawan 4 km akibat tertutup asap. Sedangkan jarak pandang di Pekanbaru 3 km tertutup kabut dan asap.
Hotspot di Sumatera pada pagi ini mencapai 346 titik, yaitu terkonsentrasi di Riau 148, Sumatera Selatan 107, dan Lampung dan Bengkulu 63 titik. Di Riau, konsentrasi hotspot masih berada di Rokan Hilir 73, Dumai 14, Rohul 14, Pelawalan 12, Inhu 9 dan lainnya tersebar di kabupaten lain.
Meskipun pemadaman terus dilakukan, kata Sutopo, namun pembakaran juga terus dilakukan di Riau sehingga hotspot masih tetap tinggi. Lahan gambut dan cuaca yang makin kering makin menyulitkan petugas untuk memadamkan.
"Kami berharap semoga tidak ada yang membakar hutan dan lahan lagi agar semua dapat berlebaran dengan aman," harapnya.