REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengklain siap merampungkan tugas strategis membenahi perusahaan milik negara yang disampaikan pada laporan yang tertuang dalam Program 100 Hari terakhir Kabinet Indonesia Bersatu II.
"Saya sudah melaporkan kepada Menko Perekonomian untuk kemudian dimonitor apakah sudah benar-benar selesai," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (24/7).
Menurut Dahlan, sejumlah program yang sudah dijalankan meliputi pembentukan holding BUMN Perkebunan dan Tol Trans Sumatra.
Holding BUMN Perkebunan dijadwalkan terealisasi dalam waktu dekat. Yaitu sebelum masa pemerintahan baru terbentuk.
Saat yang bersamaan jalan tol trans Sumatra ditargetkan sudah groundbreaking dan langsung bekerja. Sehingga secara teknis urusannya selesai.
Selanjutnya, pembangunan transmisi listrik dengan kapasitas 500 KV di Sumatra juga harus sudah bisa groundbreaking.
"Saya sudah kumpulkan direksi PLN, dan BUMN Karya. Yang sulit itu kan menemukan skema pembiayaan. Karena itu sangat mungkin ditempuh dengan skema ketika membangun tol Cipularang yang melibatkan investor swasta," ujarnya.
Namun, Dahlan juga mengakui ada yang tidak dijalankan. Seperti holding BUMN Energi karena wacana itu memang tidak pernah diprogramkan.
"Ide holding BUMN Energi itu bagus, tapi tidak bisa langsung dijalankan. Karena ada holding lain yang sudah mendesak untuk dituntaskan pembentukannya," ujarnya.
Terkait Merpati Nusantara Airline, Dahlan menuturkan sudah melayangkan surat kepada Kementerian Perekonomian dengan usulan menempuh tiga cara. Yaitu konversi utang jadi saham, kuasi reorganisasi, dan Kerja Sama Operasional (KSO).
"Ketiga langkah tersebut harus dijalankan secara bersamaan, tidak bisa saya kerjakan sendirian," ujar Dahlan.