Rabu 23 Jul 2014 22:13 WIB

Kemenhut Infokan Potensi Kebakaran Hutan di Sumatra dan Kalimantan Barat

Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil pendataan satelit NOAA18 menyebutkan, dalam sepekan terakhir (15-21 Juli 2014) terjadi peningkatan jumlah titik panas di Provinsi Riau dan Kalimantan Barat. Fire Danger Rating System yang diterbitkan BMKG menunjukkan, potensi kebakaran hutan dan lahan di sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Selain itu, citra satelit ASMC Singapore dan Terra/Aqua memperlihatkan kecenderungan angin yang bertiup di wilayah Riau dan Sumatera Utara. Kondisi ini memungkinkan terjadinya Polusi Asap Lintas Batas.

Rilis yang disampaikan Humas Kemenhut kepada ROL, Rabu (23/7) menyebutkan, pihak Kemenhut telah melakukan berbagai langkah mengatasi terjadinya kebakaran hutan dimaksud.Berikut tabel mengenai kebakaran hutan dimaksud :

 

 

 

 

Adapun  langkah-langkah yang telah diupayakan Kementerian Kehutanan bersama dengan instansi terkait lainnya terhadap perkembangan kejadian kebakaran hutan dan lahan:

1.Penerbitan Surat Menteri Kehutanan kepada Gubernur di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mengenai Antisipasi menghadapi El Nino dan Kewaspadaan Kebakaran Hutan dan Lahan 2014 yang ditindaklanjuti oleh Dirjen PHKA kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi dan UPT Balai Besar/Balai KSDA/Taman Nasional.

2.Groundcheck dan patroli pada kawasan rawan kebakaran di Provinsi Riau sudah dilakukan oleh Manggala Agni Daops Pekanbaru (Kota Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kampar), Daops Rengat (Kab. Indragiri Hulu, dan sekitar Bukit Rimbang/Baling) serta Daops Siak (Kab. Siak).

3.Upaya pemadaman dini oleh Manggala Agni yang melibatkan instansi terkait (BPBD,Dishut,TNI/POLRI), pelaku usaha (Chevron), dan Masyarakat Peduli Api. Kegiatan  ini  dilakukan di sejumlah   lokasi   oleh   beberapa   kelompok,   seperti Daops Rengat meliputi SM Bukit Rimbang/Baling (20 hektar), Daops Pekanbaru meliputi Kota Pekanbaru dan Tahura Sultan Syarif Kasim (13 hektar), serta Daops Dumai meliputi Dumai, Kec. Kubu-Rokan Ilir, Kec. Bukit Batu-Bengkalis (130 hektar).

4.Terlibat aktif selaku garda terdepan dalam Tim Pemadaman Darat di Provinsi Riau sebagai anggota Posko Satgas Siaga Darurat Bencana Asap.

5.Upaya pencegahan di Provinsi Kalimantan Barat yang meliputi groundcheck dan patroli pencegahan, koordinasi, dan pemadaman dini di Daops Pontianak, Daops Singkawang, Daops Ketapang dan Daops Sintang.

6.Manggala Agni di Kalimantan Barat berhasil melakukan pemadaman hutan dan lahan seluas 355 hektar, dengan  rincian Daops Ketapang  18  hektar,  Daops  Pontianak 46,7 hektar, Daops Singkawang 122,3 hektar, dan Daops Sintang 167,09 hektar. Dari total luas kebakaran yang dapat dipadamkan tersebut, total kawasan konservasi adalah 2,5 hektar, kawasan perkebunan adalah 170,55 hektar, dan lahan masyarakat seluas 181,81 hektar.

7.Disamping upaya-upaya yang telah dilakukan di lapangan, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Ditjen PHKA Kementerian Kehutanan telah membentuk Posko Siaga Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) serta berperan aktif dalam Posko Nasional Karlahut (Kebakaran Lahan dan Hutan) BNPB sebagai tindak lanjut Surat Deputi Penanganan Darurat PBPB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement