REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla diminta memperketat subsidi yang tidak tepat sasaran. Utamanya, subsidi energi.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, ruang fiskal untuk pemerintah terhimpit besarnya dana subsidi energi.
''Subsidi bisa mencapai Rp 425 triliun hanya untuk energi,'' kata dia dalam diskusi Demi Transparansi Ekonomi, Pilih Politikus atau Profesional?, Jakarta, Rabu (23/7) sore.
Menurut Faisal, subsidi lebih tepat sasaran apabila diberikan kepada rakyat secara langsung. Semisal, bantuan langsung tunai (BLT) dan menaikkan anggaran BPJS.
Dia menegaskan, tarif BBM bersubsidi harus dinaikkan agar anggaran efektif. Pasalnya, banyak dari penerima subsidi BBM bersubsidi merupakan orang mampu.
Faisal mengatakan, solusi tercepat untuk memperbaiki anggaran adalah dengan menaikkan tarif BBM bersubsidi.