Senin 21 Jul 2014 20:49 WIB

Penyebab Sakit Jiwa Diteliti

Sejumlah pasien sakit jiwa menjalani proses rehabilitasi mental di Rumah Sakit Jiwa, Banda Aceh, Senin (16/4).
Foto: Antara
Sejumlah pasien sakit jiwa menjalani proses rehabilitasi mental di Rumah Sakit Jiwa, Banda Aceh, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGLI -- Gubernur Bali, Made Mangku Pastika meminta Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Pulau Dewata melakukan penelitian kecil-kecilan tentang penyebab terjadinya gangguan jiwa pada masyarakat.

"Dengan mengetahui faktor penyebab dari gangguan jiwa tersebut, maka akan bisa dicarikan cara perawatan yang lebih pas bagi pengidap dan bahkan bisa dilakukan pencegahan sebelum gangguan itu terjadi," katanya saat mengunjungi RSJ Provinsi Bali di Kabupaten Bangli, Senin (21/7).

Penelitian itu menurutnya bisa dikelompokkan pasien-pasien berdasarkan faktor penyebabnya. Dengan demikian penanganannya pun akan bisa dilakukan dengan cara yang berbeda sesuai kondisi para pasien.

"Rumah sakit ini kami harapkan bisa berperan secara preventif dan promotif, tidak hanya melakukan perawatan, tetapi bisa ditangani lebih awal melalui fungsi-fungsi lain dari instansi yang terkait," ucapnya.

Di sisi lain, kunjungan Gubernur Bali kali ini ke rumah sakit tersebut adalah untuk mengecek kelanjutan pembangunan rumah sakit yang telah dimulai sejak 2012 dengan dana sekitar Rp 94 miliar.

Hingga kini pembangunan sudah hampir rampung tinggal melengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan seperti perabotan dan peralatan-peralatan lainnya. Rumah Sakit Jiwa Bangli adalah rumah sakit tipe A yang bisa menjadi rujukan bagi rumahsakit-rumah sakit lain di daerah-daerah Indonesia bagan timur selain juga bisa dijadikan tempat pelatihan.

Pastika tak lupa mengecek kondisi pasien, untuk memastikan bahwa rumah sakit ini telah mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama penderita gangguan jiwa. Setelah melakukan kunjungan keliling rumah sakit, Pastika punmenyempatkan diri berbincang-bincang dengan salah satu pasien yang sudah dinyatakan sembuh, dengan menanyakan kondisi serta sebab mengapa sampai mengalami gangguan jiwa.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dr Bagus Darmayasa mengatakan rumah sakit yang ia pimpin tersebut sekarang menampung 337 pasien dari total kapasitas 400 pasien. Dari semua pasien tersebut sebanyak 233 pasien menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), 53 orang menggunakan binsos, dan 53 orang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement