Ahad 20 Jul 2014 17:10 WIB

Keluarga Korban MH17: Biar Nanti Allah yang Menghukum

Rep: c82/ Red: Maman Sudiaman
Seorang pria menulis di papan dedikasi yang ditujukan untuk penumpang Malaysia Airlines MH17 di Kuala Lumpur, Sabtu (19/7).
Foto: reuters
Seorang pria menulis di papan dedikasi yang ditujukan untuk penumpang Malaysia Airlines MH17 di Kuala Lumpur, Sabtu (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yuriah Tanzil (64 tahun), kakak Ninik Yuliani (57) salah satu korban pesawat Malaysia Airlines MH17 mengaku ikhlas dengan kepergian adiknya tersebut. Meski begitu, aksi menembak pesawat sipil yang terjadi Kamis (17/7) lalu dianggapnya sebagai kejahatan internasional yang luar biasa.

"Bukan main sekali. Korban dari beberapa negara. Kan nggak ada salah apa-apa tapi kena imbas dari perang," kata Yuriah kepada Republika, Ahad (20/7).

"Padahal nggak ada sangkut paut dengan negara tersebut, dengan konflik mereka, nggak ada kepentingan apa-apa tapi menjadi korban," ujarnya lagi menambahkan.

Yuriah mengatakan yang menjadi korban sebenarnya bukan hanya yang ada di pesawat tersebut. "Dari keteledoran dia, menghilangkan sekian banyak nyawa, membuat susah sekian ratus orang, membuat heboh berapa negara," kata Yuriah.

Saat ini, Yuriah mengaku hanya bisa berharap hukum bisa ditegakkan dengan benar. Ia pun pasrah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. "Sekarang kita mau nuntut, nuntut siapa. Biar nanti Allah yang ngehukum. Manusia siapa yang bisa ngehukum dia," ujarnya lirih.

Peristiwa ini menurutnya harus dijadikan sebagai suatu peringatan yang harus diperhatikan oleh semua pihak, khususnya bagi mereka yang sedang berkonflik. "Untuk negara-negara yang sedang perang, jangan main bom-bom saja. Itu akibat dari orang-orang yang ambisius perang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement