Sabtu 19 Jul 2014 13:22 WIB

Klaim Kecurangan Prabowo Terbantahkan

Pengamat politik Unpad, Muradi.
Foto: Ist
Pengamat politik Unpad, Muradi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto mengaku bisa memenangkan Pilpres 9 Juli lalu, kalau tidak dicurangi. Pasalnya, kepada Associated Press, Prabowo menyatakan, didukung separuh lebih pemilih.

Pernyataan tersebut mendapat sorotan pengamat politik Universitad Padjajaran (Unpad) Bandung, Muradi. Menurut dia, Prabowo harus membuktikan ucapannya terkait kecurangan itu. Pasalnya, tuding dia, yang banyak melakukan kecurangan di lapangan adalah tim Koalisi Merah Putih.

"Saya balik bertanya, faktanya yang banyak melakukan kecurangan itu dia dan timnya. Dia didukung separuh lebih juga dari mana? Kalau dari, dia hanya memenangkan 10 dari 33 provinsi. Klaim dia sudah terbantahkan," kata Muradi kepada Republika Online, Sabtu (19/7).

Dosen Fisip Unpad itu mengimbau agar Prabowo legowo menerima kenyataan. Kalau memang kalah terima saja kekalahan itu. Muradi mempertanyakan, di mana jiwa ksatria dan kenegarawanan Prabowo yang selalu dibicarakannya itu.

"Dia membantah apa yang dibicarakannya sendiri. Dia mengatakan siap kalah dan menang, tapi terlihat tidak siap kalah dan melakukan manuver untuk memenangkan diri sendiri," kritiknya.

Muradi melanjutkan, menyangkut pernyataan panglima Kostrad itu yang menyatakan ada kecurangan pemilu, indikasi itu sama saja Prabowo secara tersirat mengakui kekalahannya.

"Dia itu menyatakan sudah kalah. Poin kecurangan tersebut saya pribadi malah bertanya mereka sebenarnya sudah kalah, tapi merasa menang? Itu ilusi politik," sentilnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement