Jumat 18 Jul 2014 19:21 WIB

Kaderisasi ISIS Diduga Melalui Kelompok Islam Radikal

Rep: ahmad rojali/ Red: Muhammad Hafil
Kepala BNPT Ansyaad Mboi
Foto: beritaprima.com
Kepala BNPT Ansyaad Mboi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gerakan pendirian negara Islam yang dilakukan kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Irak dan Suriah mendapatkan dukungan di tanah air. Tidak hanya itu, beberapa kelompok juga menyatakan diri bergabung ke dalam gerakan separatis ini. 

Kepala Badan Nasional Penangulangan Teroris (BNPT), Ansyaad Mbai membantah adanya kaderisasi langsung yang dilakukan ISIS di Indonesia. “Kebanyakan orang yang bergabung ke dalam ISIS bukan hasil didikan ISIS sendiri, namun mereka merupakan kader atau anggota kelompok-kelompok Islam di Indonesia,” ujar Ansyaad, kepada Republika, Jumat (18/7).

Ansyaad menyatakan, dukungan yang didapatkan ISIS dari kelompok Islam di Indinesia dikarenakan ISIS bukan merupakan organisasi yang terbatas pada geografi tertentu. “ISIS ini tidak terpusat di satu negara,” ujar Ansyaad.

Dengan tidak terpusat di satu negara, memungkinkan ISIS berkembang di negara selain Irak dan Suriah, termasuk Indonesia. Hal itu membuat kelompok islam seperti Majelis Mujahidin Indonesia, Mujahidin Indonesia Timur, Jemaah Islamiah dan kelompok Islam radikal lainnya, menyatakan dukungan bagi ISIS.

Selain tidak terpetakan secara geografis, kepemimpinan ISIS tersentral pada satu khalifah yang menjadi pimpinan Islam di seluruh dunia. “ISIS memiliki satu khalifah. Sementara gerakan Islam yang sebelumnya, tidak satupun yang menyatakan sebagai pimpinan Islam seluruh dunia,” ujar Ansyaad. 

Dukungan dari dalam negeri terhadap ISIS tidak hanya berupa pernyataan sikap semata, namun juga berupa pengiriman warga negara untuk membantu ISIS di Irak dan Suriah. Selain itu, kelompok pendukung ISIS juga melakukan penggalangan dana untuk kebutuhan operasional ISIS.

“Hingga saat ini, kurang lebih 30-an orang telah berangkat ke Irak dan Suriah," ujar Ansyaad. Ansyaad menjelaskan, keberangkatan para pendukung ISIS telah terjadi sejak Mei lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement