REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan El Nino diperkirakan baru aktif pada Agustus 2014 karena pada Juli indeks dipole mode masih minus 0,38 atau normal.
"Pada Juli indeksnya belum melampaui 0,5, tendensi akan naik pada Agustus dan semakin tinggi sampai akhir 2014," kata Kepala BMKG Andi Ek Sakya di Jakarta, Jumat (18/7).
Andi mengatakan, prediksi El Nino juga masih lemah dan tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap kondisi cuaca harian di seluruh wilayah Indonesia.
Masih belum aktifnya El Nino dilihat dari anomali suhu di Indonesia masih hangat berkisar antara 0,5 derajat sampai 1,0 derajat Celcius sehingga memberi pasokan uap air yang cukup dan memunculkan hujan.
Selain itu berdasarkan peta monitoring hari tanpa hujan menunjukkan pada Juli sebagian besar wilayah Indonesia masih cukup basah.
Hal ini ditandai dengan hari tanpa hujan yang pendek dan belum merata seperti sebagian besar di Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali masih banyak hujan.
Sebelumnya, BMKG memperkirakan El Nino aktif mulai Juli-Agustus dengan prediksi lemah hingga moderat dan dampaknya mulai dirasakan saat puncak kemarau pada Agustus-November.
Jika perkiraan El Nino aktif pada Agustus, maka akan berpengaruh pada mundurnya musim hujan.