Senin 14 Jul 2014 23:53 WIB

Dinas Peternakan Waspadai Flu Burung Jelang Lebaran

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Subtipe flu yang menyerang unggas, H9N2 dilaporkan menginfeksi manusia di Hong Kong. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Subtipe flu yang menyerang unggas, H9N2 dilaporkan menginfeksi manusia di Hong Kong. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Dinas Peternakan Kabupaten Subang, Jawa Barat, mewaspadai munculnya penyakit flu burung menjelang lebaran tahun ini. Mengingat, wilayah dengan 30 kecamatan tersebut masih belum bebas dari penyakit mematikan itu.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Subang, Agus Sugama, mengatakan, sampai saat ini Indonesia belum terbebas dari flu burung. Termasuk Kabupaten Subang. Apalagi, sejak 2008 lalu Subang memiliki riwayat kasus flu burung yang menyerang unggas dan itik.

"Kali pertama meledak kasus ini, terjadi empat tahun lalu," ujar Agus, kepada Republika, Senin (14/7).

Namun, selama empat tahun kesini, kasus itu berangsur-angsur menurun. Terakhir muncul di 2014, yakni Januari dan Maret. Dari 30 kecamatan, lima kecamatan melaporkan adanya kematian unggas secara mendadak. Namun, jumlahnya tidak sampai ribuan ekor yang matinya.

Lima kecamatan itu, Subang, Cijambe, Cisalak, Pagaden, dan Cipunagara. Paling banyak kasus di Cipunagara, yakni sekitar 50 ekor unggas mati mendadak. Selebihnya, yang mati di bawah 20 ekor.

Meski demikian, lanjut Agus, pihaknya tetap mewaspadai penyakit ini. Seluruh kecamatan mendapat pengawasan ekstra. Apalagi jelang lebaran seperti sekarang. Mengingat, arus lalu lintas unggas di wilayah Subang cukup tinggi saat momen seperti ini.

Selain waspada, pihaknya juga menghimbau ke masyarakat untuk meningkatkan kejelian dalam memilih unggas atau itik. Terutama, masyarakat yang akan memanfaatkan itik atau unggas untuk keperluan lebaran. Tipsnya, lanjut dia, pilihlah unggas atau itik yang sehat. Apalagi, alau diternak sendiri. Riwayat kesehatannya bisa diperhatikan.

"Pilih unggas yang sehat selama dua pekan terakhir sebelum dipotong," ujarnya.

Bila ada kematian secara massal, pihaknya menyarankan supaya masyarakat segera melaporkannya ke kantor desa. Atau bisa, langsung menghubungi petugas di Dinas Peternakan.

Sementara itu, Endah Pratiwi (26 tahun), salah seorang pedagang ayam di Pasar Pujasera Subang, mengaku, saat ini harga ayam sudah cenderung turun. Yakni, di kisaran Rp 35 ribu per Kg. Namun, harga ayam ini diprediksi akan naik kembali sepekan jelang lebaran. Mengingat, saat itu permintaan akan ayam mengalami kenaikan.

"Bisa jadi, nanti saat dekat dengan lebaran harga ayam tembus Rp 40-42 ribu per Kg," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement