REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajar kajian publik Unpad Bandung Yogi Suprayogi Sugandi mengatakan lembaga survei harus menjaga kredibilitasnya dan transparan dalam metodologinya, sehingga kalangan akademisi atau pengguna survei dapat mengecek ulang kevalidan datanya.
"Lembaga-lembaga survei yang kredibel bisa digunakan bukan hanya untuk opini ketika pemilihan-pemilihan saja, tapi juga bisa diambil untuk dijadikan alat untuk mengambil keputusan dalam kebijakan publik. Di Inggris misalnya untuk mengambil keputusan sebuah kebijakan bisa menggunakan lembaga survei ini," kata Yogi, Kamis (10/7).
Ia mengingatkan meskipun lembaga survey adalah produk bisnis tetapi tetap diperlukan integritas akademik di dalamnya, seperti penggunaan sampling, sebaran sampling dan lainnya.
Menurutnya, jika dilihat pertarungan lembaga survei pada Rabu (9/7) itu adalah sebuah pertarungan kredibilitas dan integritas.
"Kita lihat misalnya SMRC mereka sangat transparan ketika membuat survei dengan membuka selebar-lebarnya ruangan tempat mereka mengolah data. Namun, sebaliknya ada beberapa lembaga survei yang tidak mau membuka lebar-lebar dapur operasinya. Ini sangat disayangkan," kata Yogi.
Hal itu, lanjut dia, akan menjadi bumerang buat lembaga survei tersebut.