REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 'Ahok' mengaku siap menjadi gubernur DKI Jakarta jika Gubernur Nonaktif Joko Widodo terpilih menjadi presiden untuk periode 2014-2019. Namun, Ahok enggan berandai-andai terlebih dahulu sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan siapa presiden terpilih Pilpres 2014.
"Siap, jadi presiden aja aku siap kok," canda Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Kamis (10/7).
Berdasarkan perhitungan cepat (Quick Count) beberapa lembaga survei menyatakan pasangan Jokowi-JK unggul sementara dari pasangan Prabowo-Hatta. Itu artinya, Ahok berpeluang besar menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi.
Meski begitu, sekalipun menjadi Gubernur DKI Jakarta Ahok mengaku tidak ada persiapan khusus dari jabatannya saat ini sebagai Plt Gubernur. Pasalnya, selama sebagai Plt, ia telah melakukan fungsinya sebagai gubernur DKI Jakarta.
"Biasa saja tuh, memang apa bedanya jadi Plt sama gubernur? Sama aja kan, yang pasti aku enggak perlu marah-marah lagi kalo jadi gubernur. Tinggal copot aja," kata mantan bupati Belitung Timur tersebut.
Menurut dia, jika menjabat sebagai gubernur pun ia juga akan melanjutkan beberapa program yang telah ada di Pemprov DKI, baik yang sedang maupun yang belum dilaksanakan. Program kesejahteraan rakyat, seperti pembangunan rumah susun (Rusun), kampung deret dan transportasi massal DKI Jakarta akan menjadi prioritasnya.
Untuk kebijakan transportasi massal di Jakarta, Ahok juga akan mendorong PT Transjakarta sebagai sebagai pengelola bus Transjakarta untuk mempercepat pengadaan bus Transjakarta. Selain itu, Pemprov juga akan mengawal proyek yang tengah berjalan, yakni Mass Rapid Transit (MRT) agar diupayakan rampung sesuai target yakni 2017.
Sedangkan untuk kelanjutan proyek monorel Pemprov DKI dengan PT Jakarta Monorail (PT JM) juga akan ditentukan dalam waktu dekat. Sebelumnya, PT JM diberi tenggat waktu selama tiga bulan terhitung dari bulan Mei untuk memenuhi kriteria yang diajukan Pemprov DKI.
"Pokoknya kalau PT JM enggak bisa menuhin permintaan kami, ya kita putus, yang pasti kami mau bangun LRT," kata mantan Anggota DPR RI tersebut.
Dikatakan Ahok, sembari menjalankan program tersebut, satu hal yang paling ia prioritaskan, yakni membenahi birokrasi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, hal tersebut merupakan pendukung utama untuk menyukseskan program yang tengah direncanakan Pemprov DKI.
"Maunya kita itu buat PNS bisa profesional dan beriwabawa seperti swasta, baru soal rakyat, bicara soal kesejahteraan, UMKM dan sebagainya," kata Ahok.