Rabu 09 Jul 2014 14:30 WIB

Harga Rendah, Lelang Gula di Jabar Ditunda

Petani tebu  (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani tebu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON – Harga lelang gula di sejumlah daerah di Indonesia, rendah. Kondisi itu membuat lelang gula di Jawa Barat terpaksa ditunda.

 

Sekretaris DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar, Haris Dodi Sukmawan, menjelaskan, dengan musim giling yang dilakukan pada Mei 2014, maka seharusnya lelang periode pertama sudah dilakukan pada 5–7 Juni 2014. Karenanya, pada Juli ini, lelang seharusnya sudah memasuki periode III.

 

‘’Tapi sampai sekarang belum satupun,’’ ujar pria yang akrab disapa Wawan itu,  kepada Republika Online (ROL), Rabu (9/7).

 

Wawan menjelaskan, penundaan lelang dikarenakan melihat harga lelang gula di Jatim yang rendah, yakni Rp 8.550 – Rp 8.600 per kg. Harga itu jauh lebih rendah dibandingkan harga lelang awal pada 2013 lalu yang mencapai Rp 10.300 per kg.

 

Wawan mengaku belum mengetahui kapan lelang akan dilaksanakan di Jabar. Dia mengatakan, lelang baru akan dilelang sambil melihat perkembangan harga gula. Jikapun lelang dilaksanakan, maka lelang periode I – III kemungkinan akan disatukan.

 

Selain harga yang rendah, lanjut Wawan, para petani tebu juga kecewa dengan rendahnya tingkat rendemen tebu di semua pabrik gula (PG). Dia menyebutkan, saat giling awal pada Mei 2014, tingkat rendemen tebu di PG Tersana Baru Cirebon hanya 7,01 persen. Bahkan, saat ini, tingkat rendemen terus menurun hingga menjadi 6,52 persen.

 

Di PG Karangsuwung Cirebon, tingkat rendemen tebu pada giling awal mencapai 6,9 persen, dan kini menurun menjadi 6,45 persen. Di PG Sindang Laut Cirebon, tingkat rendemen tebu pada giling awal sebesar 6,5 persen, dan saat ini menjadi 6,3 persen.

 

Hal serupa juga terjadi di PG Jatitujuh Majalengka, yang tingkat rendemennya hanya 6,2 persen. Sedangkan di PG Subang, tingkat rendemen malah hanya 5,9 persen. ‘’Rendahnya tingkat rendemen tebu pada tahun ini sama seperti tahun 2013,’’ keluh Wawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement