Selasa 08 Jul 2014 17:25 WIB

5 TKI Dibius di Hotel, Puluhan Juta Melayang

Rep: c70/ Red: M Akbar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAH BESAR - Empat orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Lampung dan seorang tenaga kerja wanita (TKW) Jawa Barat menjadi korban pembiusan orang tak dikenal pada Ahad (6/7) malam.

Peristiwa tersebut berawal saat keempat korban yakni, Amaludin (23 tahun), Munjur (31 tahun), Arisandi (24 tahun), Syarif (24 tahun) dan Een (47 tahun), bertemu dengan seseorang yang mengaku bekerja di perusahaan minyak di Brunai Darussalam, AS (50 tahun), di sebuah Kapal dari Pontianak menuju Jakarta.

"Saya awalnya tidak curiga sama sekali sama dia. Orang penampilannya sangat menyakinkan pakai peci hitam segala," kata salah satu korban, Syarif, di Mapolsek Metro Sawah Besar, Jakarta Barat, Selasa (8/7).

Dia melanjutkan, saat di kapal, AS melancarkan aksinya dengan berdalih akan merayakan hari ulang tahun yang akan dirayakan pada 7 Juli di sebuah hotel yang terletak di daerah Sawah Besar. AS juga berjanji, kata dia, akan menitipkan uang tunai kepada para korban untuk di sedekahkan.

Setelah berhasil merayu para korban, AS yang miliki tubuh kurus tersebut berhasil mengajak para korban menginap di Hotel Prima Indah Jalan Gunung Sahari, Sawah Besar. Bahkan, semua pembiayaan hotel ditanggungnya.

Setiba di kamar, AS memberikan makanan dan minuman layaknya seorang tuan rumah. Namun, setelah menenggak jamu, sekitar 15 menit kemudian para korban langsung tertidur lelap.

"Setiba di hotel dia mengeluarkan sejenis jamu serbuk, katanya biar segar, paling sekitar 15 menitan kita langsung tertidur pulas," lanjutnya.

Setelah jamu itu bereaksi, pelaku langsung menguras semua harta para korban yang berjumlah Rp18 juta dan uang Malaysia 5.000 ringgit, 5.000 dolar Brunai dan delapan telepon seluler.

Sementara itu, Kapolsek Metro Sawah Besar, Kompol Ronal Purba, mengatakan akan melacak keberadaan pelaku yang sempat terekam CCTV.

"Kita akan buru terus, semua identitas ada di tangan, tinggal kita kembangin," kata Ronal. Menurutnya, aksi AS tersebut dikatagorikan sebagai kejahatan pencurian dan kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement