Selasa 08 Jul 2014 13:03 WIB

Diancam Denda Maksimal, Kopaja tak Takut Terobos Busway

Rep: c82/ Red: Asep K Nur Zaman
Bus Kopaja
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Bus Kopaja

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penerapan denda maksimum demi sterilisasi jalur khusus armada bus Transjakarta (busway), akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Menyikapi ancaman ini, para pengemudi bus ukuran sedang, seperti Kopaja dan Metromini, mengaku tidak miris dan tetap akan nekad menerobos busway jika jalanan Jakarta tetap macet.

"Waktu adalah uang. Time is money! Kalau waktu kebuang buat dapet setoran doang, buat kaminya mana?" kata Regi (24 tahun), pengemudi Kopaja 66, jurusan Manggarai-Blok M, kepada Republika, Selasa (8/7).

Sebenarnya dia juga merasa rugi untuk menerobos jalur busway. Sebab, jalur yang berada di tengah sebelah kanan berlawanan dengan tempat calon penumpangnya yang menunggu di tepi sebelah kiri jalan. "Jadi dengan menerobos busway kita jadi enggak dapet penumpang," ujarnya.

Menerobos jalur busway diakui Regi lebih untuk menghilangkan rasa capek akibat mengemudi di tengah kemacetan. "Ini kopling nginjeknya keras, rem juga. Setir juga berat. Kalau kita injek terus kan pegal. Capek juga," jelas Regi seraya memperagakan apa yang diungkapkannya..

Sopir Kopaja 66 lainnya, Tiar (20), menambahkan alasan lain. Menerobos jalur busway, selain menghindari macet, juga untuk mengejar penumpang. "Kan mau ngejar penumpang juga. Daripada kena macet, ya masuk jalur busway," kata Tiar.

Mengenai penerapan denda maksimal, Dia akan melihat keadaan dulu. "Nggak tau deh. Lihat sikon (situasi dan kondisi) dulu. Kalau macet ya, mau gimana lagi (tetap akan menerobos busway)," ujarnya.

Firman (28), pengemudi Metromini 17 jurusan Senen-Manggarai, pun mengakui hal yang sama.  "Ya kalau misalnya macet parah, udah bener-bener nggak bisa jalan, ya tetep kita lewatin (masuk busway)," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement