Selasa 08 Jul 2014 12:06 WIB

Tiga Unsur Karikatur The Jakarta Post yang Menghina Islam

Karikatur Jakarta Post, edisi Kamis 3 Juli 2014.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Karikatur Jakarta Post, edisi Kamis 3 Juli 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay menyatakan karikatur "Laa ilaaha illallaah" yang dimuat koran The Jakarta Post pada 3 Juli 2014, mengandung unsur-unsur penghinaan terhadap Islam.

"Sebagai seorang Muslim, tentu saya sangat terkejut dengan karikatur itu," kata Saleh di Jakarta, Selasa (8/7).

"Apalagi," kata dia melanjutkan, "karikatur itu dimuat media berbahasa Inggris yang dibaca di hampir seluruh dunia melalui edisi digital."

Saleh berpendapat, terdapat beberapa unsur dalam karikatur yang menghina dan menyinggung umat Islam. Sebab, kata Saleh, simbol dan tulisan-tulisan yang ada di dalam karikatur itu adalah tulisan yang memiliki makna penting dalam akidah Islam.

Kalimat "Laa ilaaha illallaah" di atas gambar tengkorak, misalnya, adalah kalimat yang mengandung kesaksian sekaligus penyerahan diri kepada kekuasaan Allah swt. "Begitu juga kata-kata Allah dan Rasulullah di dalam lingkaran tengkorak adalah unsur akidah Islam paling fundamental," ucap dia.

Pria kelahiran Sibuhuan, 5 April 1974 silam itu melanjutkan, "Seseorang dikatakan beriman sebagai Muslim jika dan hanya jika meyakini Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai Rasul."

Sebelumnya, publik Indonesia dikejutkan dengan pemuatan karikatur di koran The Jakarta Post pada 3 Juli yang dinilai menyinggung umat Islam. Atas dimuatnya karikatur tersebut, The Jakarta Post menyampaikan permohonan maaf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement