Senin 07 Jul 2014 14:57 WIB

Saksi: Saya Diminta Bohong oleh Nazaruddin Soal Anas

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Esthi Maharani
 Terdakwa kasus dugaan korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum (kanan) menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (30/5). (Republika/ Wihdan)
Terdakwa kasus dugaan korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum (kanan) menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (30/5). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sidang kasus Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum kembali digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Dalam persidangan kali ini, giliran Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK yang mendatangkan saksi-saksi untuk diperiksa sebagai pembuktian materi persidangan.

 

Salah seorang saksi yang merupakan mantan anak buah Nazaruddin di PT Permai Grup, Clara Mauren mengungkapkan, ada arahan khusus dari atasannya untuk merekayasa kasus Hambalang. Arahan ini diberikan oleh Nazaruddin agar setiap anak buahnya yang terlibat sebagai saksi kasus Hambalang dapat menyelamatkan nama perusahaan.

 

“Nazar memerintahkan kepada staf-stafnya untuk merekayasa cerita. Saya juga sudah diminta untuk bohong dalam memberikan keterangan,” katanya di Tipikor, Senin (7/7).

 

Dijelaskannya, ketika dia hendak diperiksa KPK dalam kasus Hambalang, Clara sempat dipanggil dulu oleh Nazaruddin ke Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

 

Di sana, Clara diminta berbohong oleh Nazaruddin agar menyatakan Anas Urbaningrum pernah menerima mobil Toyota Harrier dari PT Adhi Karya. Padahal sebetulnya, kata Clara, cek pembelian Harrier tersebut berasal dari PT Pacific Putra Metropolitan (PPM) anak perusahaan milik Nazaruddin.

 

“Oleh Pak Nazar saya diminta untuk bilang ke KPK kalau itu cek terkait Hambalang, itu cek saya yang keluarkan di bulan September (2009),” kata dia.

 

Clara menambahkan, alasan Nazaruddin saat itu meminta agar cek tersebut dikatakan berasal dari Adhi Karya untuk Anas adalah agar rekayasa berjalan sempurna. Menurut Clara, Nazaruddin secara terang-terangan meminta agar rekayasa ini dibangun untuk menjerat Anas dalam kasus Hambalang.

 

“Pak Nazar bilang Harrier ini pintu masuknya untuk (jerat) Anas,” ujar Clara.

 

Menurut Clara pemberian Harrier itu kepada Anas dilakukan karena eks Ketum Demokrat ini kerap membantu PT PPM. “Dulu kadang Anas memback up kegiatan Pak Nazar sehingga wajar dibelikan mobil,” kata eks Wadir Marketing di PT Permai Group ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement