REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di awal Ramadhan tahun ini, tepatnya sejak 29 Juni sampai 4 Juli, sudah ada 18 pengaduan yang diajukan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Masyarakat mulai keluhkan beragam tayangan di bulan puasa.
Sebanyak tujuah aduan dikirim lewat email, tiga aduan melalui SMS, lima aduan dari Twitter, dan tiga aduan lewat Facebook. "Perlu diketahui, tak semua yang diadukan merupakan pelanggaran, ada pula kekhawatiran subjektif secara pribadi, maka perlu kita cermati lagi," kata Rahmat Arifin, Kordinator KPI bidang Pengawasan dan Isi Siaran, dalam Konferensi Pers di Gedung MUI, (6/7).
Pada 2012, terdapat 100 pengaduan masyarakat selama Ramadhan, sebagian besar dikirim lewat e mail dan Twitter, masing-masing berjumlah 35 dan 32 keluhan. Selanjutnya di 2013, keluhan warga meningkat hingga 383 pengaduan, yang kebanyakan juga dikirim lewat e mail serta Twitter, sebanyak 156 dan 131 aduan.
"KPI selalu berusaha melakukan yang terbaik, kami mengawasi tayangan di televisi selama 24 jam dengan lima shift setiap hari, maka tak perlu khawatir ada pelanggaran yang kami lewatkan," tambah Rahmat. Dari hasil pantauan selama seminggu, menurutnya program bulan puasa 2014, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemungkinan jumlah pengaduan akan terus bertambah sampai akhir Ramadhan, namun KPI tak dapat memastikan, lebih banyak atau lebih sedikit dari sebelumnya. Demi menjaga kualitas tayangan Ramadhan, KPI bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengawasi beragam acara di bulan puasa, agar tetap sesuai dengan standar yang berlaku, serta semangat keIslaman.