REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Massa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa dan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Gama ITS) Surabaya menggelar aksi damai menyambut pemilihan presiden (pilpres) 2014. Aksi bertajuk 'Takjil Perdamaian' ini mendorong kedua kubu capres dan cawapres untuk rekonsiliasi serta mengajak seluruh elemen untuk menjaga kondusifitas selama pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan itu.
Koordinator aksi Lege Agus Nasruddin mengatakan, aksi ini berawal dari keprihatinan atas kondisi politik yang terjadi selama masa kampanye. Saling serang di antara kedua kubu dilakukan secara terbuka tanpa rasa malu. Saling fitnah dan membuka aib orang lain dianggap bukan sesuatu yang tabu. Yang paling menggelikan, kata dia, para purnawirawan jenderal bersiap pasang badan untuk 'menembak' kubu lawan.
"Kondisi ini mengkhawatirkan bagi kedaulatan sebuah negara dan tentu mengusik kedamaian masyarakat karena rawan konflik sosial. Harus ada rekonsiliasi dari kedua kubu," katanya saat ditemui di sela aksi di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Sabtu (5/7).
Dalam aksinya, kedua pendukung pasangan capres dan cawapres mengenakan atribut bergambar jagoannya masing-masing. Mereka bersama-sama membagikan takjil kepada masyarakat yang melintas di sepanjang Jalan Arief Rahman Hakim. Tidak hanya itu, massa aksi juga membagikan visi dan misi masing-masing pasangan capres-cawapres yang dijilid dalam sebendel berkas.