REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, pendistribusian surat suara hingga ke kecamatan dilakukan merata. Namun KPU memprioritaskan keterpenuhan surat suara untuk wilayah Indonesia bagian timur.
KPU, lanjut dia, melakukan percepatan untuk melengkapi kekurangan surat suara. KPU menurutnya telah menyiapkan tiga cara.
Pertama, KPU kabupaten/kota yang lokasinya dekat dengan KPU pusat langsung mengambil kekurangan surat suara ke KPU pusat. Kedua, KPU mengirimkan petugas ke daerah-daerah yang susah dijangkau untuk memastikan pemeunuhan logistik tercukupi paling lambat besok. Ketiga, perusahaan percetakan diminta segera mengirimkan tambahan logistik berdasarkan jadwal transportasi reguler.
KPU menargetkan seluruh logistik pemilu sudah sampai di KPU Kabupaten/Kota pada 26 Juni 2014. Dilanjutkan dengan proses sortir dan pengepakan hingga akhir Juni. Kemudian, surat suara didistribusikan ke kacematan paling lambat lima hari sebelum hari pemungutan suara.
Lalu, tiga hari sebelum pencoblosan sudah sampai di desa/kelurahan. Dan pada 8 Juli 2014, surat suara sudah terdistribusikan hingga tempat pemungutan suara (TPS).
Jumlah surat suara sesuai daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres sebanyak 190.3 juta ditambah dua persen setiap TPS. Pencetakan dikerjakan oleh delapan perusahaan yang terdiri dari 15 paket. Yaknik PT Pura Baru Utama, PT Gramedia, PT Temprina Media G, PT Macanan J.C, PT Temprint, PT Seni Budaya, dan CV Adi Perkasa.
Pemungutan suara Pilpres 2014 dijadwalkan pada 9 Juli 2014. Kontestasi lima tahunan ini diikuti dua pasangan calon. Dalam desain surat suara tersebut, foto pasangan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menggunakan kemeja berwarna putih dengan lambang Garuda berwarna merah di dada bagian kanan.
Keduanya menggunakan peci berwarna hitam. Sementara pasangan capres nomor urut 2, Joko Widodo menggunakan kemeja kotak-kotak. Sedangkan cawapresnya, Jusuf Kalla menggunakan kemeja berwarna putih.