Sabtu 05 Jul 2014 16:40 WIB

254 Ribu Polisi Siap Amankan Pilpres

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Ismar Patrizki
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia menyiagakan 254 ribu anggota polisi untuk mengamankan jalannya pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang. Sebanyak 31 polda dan 450 polres telah siap menjalankan Operasi Mantap Brata untuk pengamanan selama proses pilpres berlangsung.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, Kapolri Jenderal Sutarman telah melakukan pengecekan persiapan Operasi Mantap Brata kepada jajaran kapolda dan kapolres di seluruh Indonesia. "254 ribu personel kami siapkan untuk operasi (Mantap Brata) ini," katanya saat dihubungi, Sabtu (5/7).

Ronny mengatakan, tujuh instruksi presiden yang disampaikan beberapa waktu lalu telah dijabarkan dengan menetapkan tanggal 6 Juli polri telah siaga satu. Artinya, kata dia, mulai besok anggota kepolisian tidak boleh meninggalkan tempat dinasnya dan selalu menjaga keamanan dan kondusifitas di masa tenang sampai pemilihan dilangsungkan.

Dia melanjutkan, jumlah personel polisi dalam mengamankan pilpres ditambah dengan 36 ribu anggota TNI yang akan membantu polisi. Terkait hal tersebut, Kapolri juga telah berkoordinasi dengan Panglima TNI untuk berkomitmen dan bersama-sama dalam mewujudkan pilpres yang damai.

Ronny menambahkan, selain operasi Mantap Brata, polisi juga menyiapkan personel khusus untuk Operasi Amanusa III. Operasi ini dipersiapkan untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti bentrokan antar kedua kubu. Beberapa titik yang dikhawatirkan terjadinya pertemuan antar kedua massa akan diperketat seperti di titik-titik keramaian di Jakarta.

"Itu untuk mengantisipasi terjadinya kondisi darurat atau gesekan antar kubu terkait perkembangan situasi di lapangan," ujarnya. Tetapi, Ronny mengimbau kepada semua pihak untuk selalu menjaga kondusifitas di lapangan dan tidak mudah terprovokasi.

Beberapa titik di Jakarta yang akan dijaga ketat oleh polisi di antaranya seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Sementara obyek vital yang lain seperti istana negara, gedung DPR/MPR juga akan diperketat penjagaannya. Ronny mengatakan, polisi akan terus mengawal dari pemungutan suara, penghitungan hingga pelantikan presiden dan wakil presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement