REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Aksi penyelundupan daging babi dari Sumatera ke Jawa mengalami peningkatan dalam enam bulan terakhir. Balai Karantina Kelas I Bandar Lampung,kembali memperketat pengawasan peredaran daging babi di Lampung.
Selama tahun ini, jumlah tangkapan daging babi hasil penyelundupan dibandingkan pada 2013, sudah mencapai 200 persen. Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), menyebutkan penyelundupan selama 2014 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Terakhir, penyelundupan daging celeng terjadi pada Senin (30/6) malam. BKP Kelas I Bandar Lampung Wilayah Kerja (wilker) Bakauheni, Lampung, berhasil menggagalkan penyelundupan empat ton daging celeng. Ribuan kilogram daging diangkut mobil truk colt diesel thermo king (pendingin) dengan nomor polisi KB 9662 HH dari Sumatera Selatan tujuan Jawa Tengah.
Kepala BKP Kelas I Bandar Lampung Wilker Bakauheni, Azhar, Jumat(4/7), mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan terhadap pengiriman berbagai jenis daging dan hewan ke Jawa.
"Kami akan tingkatkan lagi pengawasan di semua pelabuhan, karena modus yang dilakukan penyelundup berbagai cara," katanya.
Ia menyebutkan modus yang dilakukan pelaku untuk melancarkan aksinya mulai estafet melalui jasa sopir truk, mengirim melalui jasa ekspedisi kendaraan penumpang, hingga jasa ekspedisi pengiriman khusus ikan laut.
Sebelumnya, Kepala Subhumas BKP Kementan, Arief Cahyono, menyatakan jumlah tangkapan daging babi oleh pihak karantina sangat tinggi selama tahun ini. Ada dua penyebabnya, pertama, para penyelidik karantina dan kepolisian di lapangan sekarang ini sudah hafal dengan modus-modus para penyelundup dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kedua,jumlah penyelundupan daging celeng memang meningkat karena harga daging sapi yang mahal. Apalagi kebutuhan daging saat puasa dan Lebaran meningkat.