REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa simpatisan PDIP menyerbu Studio TV One di Pulo Gadung, Jakarta Timur, dan Yogyakarta. Aksi brutal ini dinilainya mencederai iklim wirausaha di Indonesia.
"Terus terang kami memprihatinkan hal itu," kata Anindya Bakrie yang baru saja terpilih menjadi Presiden Direktur PT Visi Media Asia (VIVA), di Jakarta, Kamis (3/7).
Di saat grup perusahaannya hendak berkembang, bertransformasi lebih baik, diganggu dengan aksi yang tidak mencerminkan kedewasaan. "Bahkan ini tidak menghargai demokrasi di negeri kita yang sedang tumbuh," imbuh Anindya yang belum lama ini menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) VIVA.
Pihaknya menegaskan gangguan seperti itu tidak akan menghambat rencana besar untuk maju. Pihaknya akan tetap konsisten dan berkomitmen untuk bisa terus tumbuh.
"VIVA harus bertransformasi menjadi perusahaan konvergensi TMT (Telco, Media, Technology) atau konvergensi antara access, content, dan technology internet (Over The Top Applications / OTT apps)," ujar Anin.
Dengan semangat yang besar untuk membangun negeri ini, Anin melalui VIVA akan mengarahkan kekuatannya untuk bertransformasi secara radikal. "Kita pasti bisa," ucap Anin.