REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Provinsi Sulawesi Utara mengekspor biji pala sebanyak 14 ton ke Vietnam menyusul permintaan yang cukup banyak dari negara tersebut.
Ekspor biji pala itu mampu memberikan devisa sebesar 183.750 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut T Hasudungan Siregar di Manado, Kamis.
Ternyata, kata Hasudungan, krisis yang terjadi di Vietnam tidak mempengaruhi pengiriman komoditas unggulan daerah ini ke negara tersebut.
"Sebagian besar ekspor Sulut merupakan produk pangan, sehingga tidak terpengaruh dengan krisis yang melanda beberapa negara di dunia, bahkan volume dan nilai ekspor Sulut terus meningkat," katanya.
Biji pala Sulut memang diminati Vietnam sejak dulu karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya sangat khas.
Hal tersebut, katanya, harus bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksinya dan menghasilkan tanaman pala berkualitas baik agar makin disukai di seluruh dunia.
Pala daerah ini bukan hanya diminati negara-negara di Asia seperti Vietnam, juga di Uni Eropa seperti Belanda, bahkan sampai ke Afrika.
"Hal tersebut ditandai dengan makin banyaknya permintaan ekspor pala dan bunganya ke berbagai negara di dunia, ini menunjukan mutu komditas pala daerah ini cukup baik," katanya
Ia mengatakan pala Sulut yang banyak diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika tersebut, berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe dan Talaud.