Kamis 03 Jul 2014 11:02 WIB

Segel Kantor TV One, Jokowi Bela Kader PDIP

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Erik Purnama Putra
Jokowi bersiap menyampaikan laporan harta kekayaan dari di kantor KPU, Jakarta, Selasa (1/7).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Jokowi bersiap menyampaikan laporan harta kekayaan dari di kantor KPU, Jakarta, Selasa (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) membela aksi para relawan dan kader PDI Perjuangan yang menyegel kantor TV One Biro Yogyakarta dan kantor redakdi TV One di Pulogadung, Jakarta Timur.

Jokowi menilai aksi itu wajar karena TV One sudah menuduhnya sebagai kader komunis. "Jangan sekali-sekali menyalahkan relawan. Salahkan yang memfitnah membuat suasana panas," kata Jokowi dalam konferensi pers di Bandung, Rabu (3/7).

Jokowi menyayangkan sikap media massa yang menyebarluaskan kampanye negatif dan fitnah. Media semacam itu lah yang menciptakan suasana politik di akar rumput semakin panas. "Kalau media tidak membantu bagaimana? Setiap hari beritanya seperti itu," ujar Jokowi.

Joko Widodo (Jokowi) merasa sangat terhina lantaran dituduh penganut paham komunis. Penghinaan ini menurutnya sudah melewati batas-batas kewajaran. "Terakhir langsung menyampaikan PKI. Ini penghinaan besar," kata gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.

Jokowi mengatakan selama ini dia sudah bersabar menghadapi kampanye hitam. Namun kesabaran ini menurutnya malah membuat kampanye hitam semakin menyebar kemana-mana.

Dia misalnya, mencotohkan kampanye hitam yang semula hanya dialamatkan kepada dirinya, belakangan mulai mengarah kepada orang tuanya. "Sebetulnya kita kurang sabar apa? Sejak awal pertama kita diamkan. Dan terus kemana-mana," ujarnya.

Pada akhirnya kampanye hitam bukan hanya membuat pribadi Jokowi kesal. Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini mengatakan kampanye hitam juga membuat para relawan pendukungnya marah. Jokowi mengatakan tidak bisa mengontrol para relawan yang marah.

"Relawan jutaan. Tidak mungkin kita selalu menyuruh mereka sabar. Tidak mungkin semua relawan kita handle karena sudah keterlaluan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement