Selasa 01 Jul 2014 19:26 WIB

Tensi Politik Jelang Pilpres Diprediksi Menurun

Kendaraan melintas di samping alat peraga kampanye salah satu calon pasangan presiden dan wakil presiden di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kendaraan melintas di samping alat peraga kampanye salah satu calon pasangan presiden dan wakil presiden di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang mengatakan tensi politik menjelang Pilpres 9 Juli 2014 akan menurun, karena masing-masing capres dan tim pemenangan lebih berkonsentrasi memperkuat infrastruktur.

"Eskalasi menjelang pilpres menurut saya agak menurun tensinya. Hal ini terkait masing-masing capres dan tim sukses lebih konsentrasi untuk memperkuat infrastruktur seperti merekrut dan pembekalan saksi," kata Ahmad Atang, Selasa (1/7).

Menurut dia, kerja untuk mempersiapkan infrastruktur seperti merekrut dan pembekalan saksi ini, membutuhkan energi dan konsentrasi tersendiri, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan isu-isu politik tidak terlalu diladeni.

Apalagi, kata dia, hampir dapat dipastikan bahwa saat ini masyarakat sebetulnya sudah punya pilihan politik pada 9 Juli 2014.

"Capres-cawapres dan timsel lagi sibuk, sehingga apapun isu-isu yang digunakan untuk melemahkan lawan cenderung diabaikan," ucapnya.

Dia menambahkan, pada saat "injury time" seperti sekarang ini, bila timses melakukan klarifikasi berlebihan juga bisa menjadi senjata makan tuan.

Faktor lain yang membuat eskalasi politik menurun, karena pada saat yang sama umat Islam sedang berpuasa, sehingga dalam menjaga kemurnian ibadah orang cenderung mengedepankan ibadah untuk mendapatkan pahala.

"Dari pada membuat sesuatu yang dapat merusak niat ibadah dengan kampanye hitam atau tindakan lain yang dapat membatalkan ibadah puasa," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement