Selasa 01 Jul 2014 14:29 WIB

Waspadai Produk Kedaluwarsa di Bulan Ramadhan

Sidak makanan kedaluwarsa/ilustrasi
Foto: pinoyexpat.net
Sidak makanan kedaluwarsa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam inspeksi mendadak yang digelar Selasa menemukan puluhan berbagai produk makanan dan minuman sudah kedaluwarsa maupun tidak layak konsumsi masih beredar di pasaran.

"Kalau produknya ada 53 item, namun untuk persisnya jumlahnya banyak belum bisa kami hitung, mungkin bisa mencapai ratusan," kata Ketua Tim Sidak dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY Eti Rusmawati disela sidak, Selasa.

Puluhan produk makanan dan minuman kemasan baik pabrik maupun rumahan yang kedaluwarsa, rusak maupun tidak layak konsumsi tersebut ditemukan di sejumlah toko kelontong dan satu minimarket di wilayah Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY.

"Ada tiga tempat yang sudah kami datangi, yakni toko kelontong 'Slamet' kami temukan sebanyak 42 item, kemudian toko 'Budi' ada delapan item, yang ketiga sebuah minimarket "Alfian" ada tiga item," katanya.

Dari puluhan item produk makanan tidak layak konsumsi itu, lanjut dia selain kedaluwarsa, juga kemasan rusak maupun penyok, bahkan ada makanan diduga mengandung rodhamin atau zat pewarna kimia namun sebagian besar sudah kedaluwarsa.

"Bahkan ada yang 'expired' nya paling lama hingga 2012 masih dijual, yakni berupa sirup merk ternama," kata dia.

Ia mengatakan, selain makanan tidak layak konsumsi dalam sidak gabungan dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul ini juga menemukan puluhan jenis kosmetik yang mengandung zat-zat berbahaya.

Ia mengatakan, untuk kosmetik yang mengandung zat berbahaya langsung disita petugas untuk dimusnahkan, namun untuk makanan yang tidak layak konsumsi tidak disita, hanya pemilik diperingatkan dan dibina agar tidak menjual lagi.

"Ada sampel produk makanan yang kami ambil untuk uji laboratorium di Balai POM, jika memang hasilnya tidak memenuhi persyaratan, maka kami peringatkan langsung ke produsen, melainkan tidak ke penjual," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement