REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua mengidentifikasi sekurangnya 16.750 pecandu narkoba yang ada di daerah itu.
"Data yang kami miliki sebanyak 16.750 pengguna narkoba, baik itu yang coba pakai, pecandu dan pengedar serta pengguna narkoba suntik," kata Kepala BNN Provinsi Papua Kombes Pol Antonius Kandarmanta di Jayapura, Senin (30/6).
Ia merincikan sebanyak 4.250 merupakan pengguna narkoba non suntik, dan sebanyak 250 orang penggguna narkoba suntik. Dengan 5.000 lebih orang yang baru mencoba-coba pakai narkoba dan 7.500 orang diantaranya merupakan pecandu rutin.
"Jumlah ini cukup memprihatinkan, sehingga BNN Papua terus melakukan sosialisasi di sejumlah tempat, mulai di sekolah-sekolah, komunitas-komunitas bahkan melebarkan sayap menjalin kerjasama dengan kabupaten/kota yang ada," katanya.
Banyaknya pengguna narkoba itu, Anthonius sampaikan tidak didukung dengan adanya panti rehabilitasi bagi para pecandu narkoba yang sudah cukup mengkhawatirkan.
"Belum ada panti rehabilitasi atau lainnya untuk menyembuhkan para pecandu narkoba di Papua," katanya.
Untuk itu, perwira polisi menengah itu menharapkan adanya kepedulian dan kerjasama yang baik dari para pemangku kepentingan di provinsi paling timur Indonesia itu.
"Tentunya harapannya adalah, adanya bantuan dan kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota yang ada di Papua," katanya.
Anthonius sampaikan pengguna narkbo yang paling banyak didaerah itu adalah jenis ganja yang didatangkan dari negara tentangga Papua New Guinea, sisanya jenis narkoba lainnya.