REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ratusan orang tua murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan (Disidk) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk menjalani pra Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB). Pra PPDB diperuntukan bagi siswa yang selama ini bersekolah di luar Depok dan mau melanjutkan jenjang yang lebih tinggi di Depok.
"Pra PPDB ini berlaku baik dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK negeri sederajat. Hal ini dilakukan karena database hasil Ujian Negara (UN) belum ada di Depok," ujar Siti Chaerijah, Kepala Bidang Menengah Kejuruan Disdik Pemkot Depok, Jawa Barat (Jabar), Senin (30/6).
Dijelaskan Siti, para orangtua ini datang untuk mendapatkan PIN yang akan digunakan dalam PPDB online. Pra PPDB berlangsung pada 30 Juni hingga 2 Juli. "Meski membuka pra PPDB, Disdik memperketat kuota atau jatah bagi siswa di luar Depok hanya satu persen dari daya tampung per sekolah," jelasnya.
Lebih jauh diutarakan Siti, untuk pendaftaran SMP dan SMA/SMK secara Online Dibuka awal Juli. Pendaftaran online ini dapat dilakukan melalui situs resmi PPDB Disdik Kota Depok, yakni depok.siap-ppdb.com.
Namun, lanjutnya, waktu pendaftarannya dibedakan antara siswa yang mendaftar berdasarkan zona domisilinya dengan siswa yang memilih sekolah di luar zona domisilinya. Persyaratannya sama, hanya tanggal pendaftarannya berbeda. Bagi yang tidak berdasarkan zona tempat tinggal dibuka tanggal 1-2 Juli 2014 dan akan diumumkan pada 3 Juli 2014. Untuk yang berdasarkan zona dibuka tanggal 3-5 Juli 2014, pengumumannya 7 Juli 2014.
Bagi Jones (48) selaku orang tua murid mengatakan anaknya terpaksa mengikuti Pra PPDB ini kerena tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) Depok.
"Terpaksa saya daftarkan anak saya dengan kuota siswa luar Depok, padahal kami sudah dua puluh tahun tinggal di Depok dan anak kami ini juga sekolahnya di SD di Depok. Kuotanya hanya satu persen, kecil kemungkinan anak saya masuk negeri melihat begitu banyaknya yang mendaftar, tapi saya coba, namanya juga usaha," tuturnya.
Diutarakan Jones, Pra PPDB ini sangat membingungkan dan merepotkan banyak orang tua murid.
"Saya dan beberapa orang tua murid cukup kesulitan mendapat informasi. Ber jam-jam mengantri, ternyata cuma hanya mengisi data lalu mendapatkan nomor PIN untuk dapat mendaftar melalui online. Pengisian form online tidak masalah tapi harus melampirkan fotocopy dokumen yang cukup merepotkan karena terpaksa harus scan dulu seperti KTP, KK, dan surat-surat keterangan lainnya," paparnya.