REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pekerjaan seorang bidan tidak hanya bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tetapi juga dikenal sebagai ujung tombak untuk menurunkan angka kematian bagi ibu-ibu yang melahirkan.
"Bidan melalui bantuan medis, telah banyak memberikan pertolongan bagi ibu-ibu yang sedang bersalin atau melahirkan, khususnya bagi wanita berusia tua," kata Pakar Kesehatan Universitas Sumatera Utara, dr.H.Delyuzar Sp.PA (K) di Medan, Senin (30/6).
Bantuan bidan bagi warga yang akan melahirkan, menurut dia, merupakan tugas sosial dan kemanusian yang cukup tinggi, karena menyelamatkan dua nyawa sekaligus, yakni ibu dan anak bayi yang lahir.
"Jadi, pekerjaan bidan tersebut sangat mulia dan terhormat karena menolong orang yang memerlukan bantuan baik siang, malam hari, maupun di desa terpencil, serta daerah pedalaman," ucap Delyuzar.
Dia menyebutkan, banyak ibu-ibu yang sudah berusia lanjut, selamat dan sukses dalam melahirkn,karena dibantu seorang bidan.
Padahal, jelasnya, ibu-ibu yang sudah berusia lanjut itu, sangat berbahaya jika melahirkan, namun berkat perolongan seorang bidan, maka warga tersebut tidak ada mengalami kendala atau hambatan.
Delyuzar menambahkan, meski seorang bidan bertugas menghadapi risiko yang cukup besar di daerah pelosok pedesaan dan melewati sungai, laut yang cukup dalam dengan menggunakan kapal ktayu.
Namun, bidan desa tersebut tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusian tersebut, mereka tetap tabah dan tegar menjalan pekerjaannya.
"Hal ini perlu diberikan apresiasi kepada bidan-bidan yang bertugas di daerah terpencil," kata dokter ahli patologi tersebut.
Delyuzar juga meminta kepada pemerintah agar selalu memperhatikan kesejahteraan para bidan itu, dengan memberikan bantuan insentif yang cukup besar bagi mereka.
"Sehingga pelaksanaan tugas yang mereka lakukan semakin lancar, sukses, dan tidak ada kendala.Bantuan tersebut juga memberikan motivasi agar bidan tetap semangat membantu masyarakat," kata staf pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).
Ahli kesehatan itu juga menjelaskan, bidan tersebut juga memiliki tantangan yang cukup berat, yakni mempercepat penurunan angka kematian ibu menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014.
"Sebagaimana yang diamanatkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sebagai target MDGs)," kata Delyuzar