Ahad 29 Jun 2014 11:17 WIB

Anak Muda tak Lagi Golput karena Jokowi Effect

Warga melintas di dekat baliho kampanye anti Golput untuk Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla di Makassar, Sulsel, Rabu (25/6).
Foto: antara
Warga melintas di dekat baliho kampanye anti Golput untuk Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla di Makassar, Sulsel, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jelang pemungutan suara, para mahasiswa dan perantau antusias untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan formulir A5.

"Ada peningkatan permohonan formulir A5, terutama dari kalangan mahasiswa yang belajar di luar kota, artinya mereka tidak golput lagi," kata Kepala Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Bandung, Ardi, Ahad (29/6).

Ia mengungkapkan, saat ini terjadi fenomena anak muda mulai meninggalkan golput. Hal ini menurut dia salah satunya karena fenomena Jokowi Effect.

"Di Yogyakarta peningkatan permintaan formulir A5 sampai dua kali lipat dan itu datangnya dari mahasiswa, sama halnya di Bandung," kata Ardi.

Menurut dia, selama ini golput semakin tinggi khususnya untuk pemilih muda. Sejak ada Jokowi Effect berarti meningkatnya dukungan dan semangat untuk tidak golput.

Hal itu menjadi alasan tim pemenangan Jokowi-JK banyak menggelar aksi konser yang menghimpun dan mencari target anak muda.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dimas Oki Nugroho dalam konser musik yang bertajuk Rock the Vote di Sabuga Semalam. Dia mengungkapkan bahwa saat ini kekuatan anak muda cukup besar dan sekarang hal yang perlu diperangi adalah apatisme.

"Kekuatan anak muda saat ini cukup besar dan sangat kuat. Saat ini kita melawan apatisme, kita jangan sampai terjebak, optimistis dan jangan terjebak pada pemimpin yang ngomongnya di langit," kata Dimas.

Dalam acara tersebut beberapa tokoh yang hadir mengatakan ketidaksetujuannya terhadap golput dan apatisme. Salah satunya tokoh muda nasional Anis Baswedan yang menyebutkan apatisme adalah hal hal yang merupakan tindak ketidak pedulian.

"Dulu golput adalah perlawanan, sekarang golput itu adalah ketidakpedulian," kata Anies Baswedan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement