Sabtu 28 Jun 2014 15:30 WIB

Kemenhub: Dermaga VI Merak Beroperasi Awal 2015

Pelabuhan Merak
Foto: Antara
Pelabuhan Merak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menyatakan, Dermaga VI di Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni bakal siap dioperasikan awal 2015 dan pengerjaannya saat ini masih dilakukan serta ditargetkan rampung pada akhir Desember 2014.

"Kebutuhan masyarakat akan angkutan penyeberangan masih tinggi sehingga dibutuhkan penambahan dermaga untuk memaksimalkan pelayanan yang ada selama ini," kata Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan dalam rilis Kemenhub yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat guna membangun dermaga baru di salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Ia mengemukakan, pembangunan dermaga baru di Pelabuhan Merak tersebut dinilai penting karena hal itu juga untuk kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa tersebut.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Suroyo Alimoeso mengemukakan, Dermaga VI itu dibangun dalam tiga tahun anggaran dengan biaya Rp100 miliar dan berkapasitas 60 ton.

Saat ini, menurut Suroyo Alimoeso, semuanya terkait dengan pembangunan Dermaga VI Pelabuhan Merak tersebut sudah siap diselesaikan walau masih terdapat sedikit hambatan terkait lingkungan.

Sedangkan Direktur Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kemenhub Sudirman Hambali mengungkapkan, untuk pembebasan lahan merupakan domain kerja Pemerintah Kota Cilegon, Banten.

Sebelumnya, pemerintah juga diberitakan bakal segera membangun 14 pelabuhan induk ekspor batu bara di Sumatera dan Kalimantan untuk mengawasi distribusi penjualan batu bara ke luar negeri.

"Ke-14 pelabuhan tersebut sekaligus berfungsi sebagai alat kontrol mengatasi maraknya ekspor batu bara ilegal," kata Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Dr R Sukhyar saat membuka konferensi industri batu bara Coaltrans Asia ke-20 di Nusa Dua, Bali, Senin (2/6).

Ia mengakui bahwa saat ini masih terdapat perbedaan antara data jumlah ekspor batu bara yang dimiliki oleh ESDM dengan yang tercatat di Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan sehingga nilai royalti yang diterima negara tidak optimal.

Pembangunan pelabuhan ini, masing-masing tujuh di Sumatera dan tujuh lagi di Kalimantan, didasarkan pada lokasi industri tambang batu bara yang banyak tersebar di kedua pulau tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement