REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, penutupan lokalisasi di Surabaya yang dilakukan oleh pemerintah kota (Pemkot) Surabaya merupakan langkah tepat untuk menyelamatkan para remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Risma menjelaskan, berdasarkan temuan kasus remaja yang terjebak narkoba, seks bebas, sampai menjadi mucikari, ternyata hampir rata-rata semuanya tinggal di lingkungan yang berdekatan dengan area prostitusi. Menghadapi fakta demikian, Risma menyatakan telah melakukan beberapa upaya. Seperti selalu melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang lokasinya berdekatan dengan tempat prostitusi.
Tujuannya untuk mengetahui permasalahan sosial yang terjadi pada siswa-siswa sekolah di sana. Hasilnya, kata dia, ternyata sangat mengejutkan. “Banyak siswa di sekolah-sekolah tersebut yang terjebak dengan persoalan prostitusi. Alasannya beragam, tetapi yang paling banyak ternyata permasalahan ekonomi,” katanya di acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Taman Surya, Surabaya, Sabtu (28/6).
Persoalan ekonomi dan gaya hidup diakuinya juga jadi salah satu faktor mengapa remaja sekarang sampai terjerumus dalam bisnis prostitusi. Untuk itu, Pemkot Surabaya tidak memperbolehkan siswa sekolah membawa perangkat teknologi (gadget) dalam bentuk apapun ke sekolah. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kecemburuan sosial bagi murid yang tidak mampu.
Sehingga, akan berdampak pada para pelajar yang tidak mampu untuk melakukan apa saja demi memiliki gadget. Salah satunya dengan menjajakan dirinya dengan alasan ingin memiliki gadget. Risma juga mengaku selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk tidak mudah menyerah dalam meraih cita-cita.
Dia menegaskan bahwa di dunia ini tidak ada orang bodoh dan setiap orang pasti memiliki kelebihan. Untuk mengasah kelebihan yang dimiliki, Risma melanjutkan, kuncinya yakni selalu belajar, bertanya, dan mau kerja keras.
Diakuinya, setiap orang pasti ada kekurangannya. Namun kekurangan tersebut bisa ditutupi dengan kelebihan yang kita miliki. “Selama kita mau belajar dan bekerja keras pasti kita berhasil,” ujar mantan kepala Dinas Kebersian dan Pertamanan Kota Surabaya itu.