Jumat 27 Jun 2014 22:41 WIB

Pedagang Bakso Rugi Akibat Isu Daging Babi

Bakso  (ilustrasi)
Foto: dok.Republika
Bakso (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI --  Kalangan para pedagang bakso yang berada di Kota Dumai mengaku resah dan menderita kerugian karena sepi pembeli, sejak dipublikasikan adanya kasus temuan daging bakso berbahan daging babi di daerah setempat.

Andre (35), seorang pedagang bakso menyebutkan, dari penjualan normal per hari biasanya mencapai sekitar Rp250.000. Namun, sejak kasus bakso mengandung daging babi ini diekspos media massa, omset pendapatan langsung menurun hingga Rp50.000 per hari.

"Pembeli kita langsung sepi. Mungkin mereka khawatir memakan bakso karena disebutkan ada yang menjual daging mengandung babi," katanya kepada wartawan di Dumai, Jumat.

Menurut dia, kasus bakso yang ditemukan tersebut sebaiknya disampaikan secara lugas oleh pemerintah setempat, agar diketahui siapa pedagang dan tempat berdagang yang menjajakan bakso bercampur daging yang diharamkan umat muslim.

Namun yang disayangkan, pemerintah provinsi hanya mengungkapkan temuan kasus tanpa membeberkan hal sebenarnya, sehingga menimbulkan gejolak karena resah di tengah pedagang dan masyarakat sebagai konsumen.

"Sebaiknya disampaikan juga dimana lokasi penjualan bakso yang mencampur dagingnya babi. Karena kalau ditutupi, maka justru menimbulkan orang khawatir untuk memakan bakso," ujarnya.

Asosiasi Pedagang Bakso Kota Dumai menyampaikan keberatan dan pihaknya mendesak Pemerintah Provinsi Riau maupun Pemerintah Kota Dumai agar membeberkan secara konkrit hasil temuan tersebut, supaya tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Sementara Ketua Paguyuban Pedagang Bakso Kota Dumai Sugiman menyatakan, seluruh pedagang dibuat resah dan terkena dampak negatif dari publikasi tersebut, sehingga diminta untuk segera menyampaikan temuan ini lebih terbuka kepada publik.

"Kami para pedagang terkena imbas luar biasa dari pernyataan pemerintah, dan mendesak segera dilakukan pembuktian atau penjelasan konkrit terkait temuan ini, agar keresahan tidak meluas dan aktivitas jual beli kembali normal," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement